Berita

Kisah Member RBC, Menyulam Syukur di Jalan Ketabahan

kisah-member-rbc-menyulam-syukur-di-jalan-ketabahan

Namun Allah Maha Pengasih lagi Penyayang, di tengah ujian itu selalu ada ceruk jalan keluarnya, bak setangkup air segar di cawan yang usang. Momen itulah yang mempertemukan Nur Salam dengan RBC. Ia direkomendasikan tetangganya untuk melahirkan di program sosial milik Lembaga Sinergi Foundation tersebut. SF-UPDATE,– Tak ada yang mendamba saat berumah tangga mesti membesarkan buah…

Baca selengkapnya

didieto3 Januari 2017

Tak Berkategori

Perjuangan Gugur Berkali-kali, dan Buah Hati yang Dinanti 15 Tahun

SF-UPDATE,– Sewaktu tahu dia tengah hamil, Rita senang bukan main. Ia dan suami terlonjak gembira, pun bercampur takjub. Di usia yang telah berkepala empat, Rita akhirnya diberi kesempatan mengandung anak kedua. Bayangkan, setelah 13 tahun penantian! 

Padahal konon katanya, usianya itu termasuk berisiko tinggi kematian. Entah bagi ibu, maupun pada bayi. Yah, bagaimanapun, fisik di umur tersebut sudah tak sebugar dulu. Sesuatu seperti itulah, yang tak Rita pahami. Tapi, ia dan suami berkeras ingin menimang buah hati. Salahkah mereka mendamba anugerah itu dari Allah?

Jadi, pada saat tes kehamilan itu positif, Rita sangat gembira. Bahkan menangis karena terharu. Pun dengan suami, Asep, yang memang sudah lama mendamba kehadiran darah dagingnya itu. Satu anak saja belum cukup, kata dia. Sempurna sudah keluarga kecil itu bagi Asep, jika si kecil hadir.

Begitu juga putra pertama mereka yang telah menginjak usia remaja. Ia antusias menyambut sang adik. Ikut berbahagia saat kedua orang tua menyampaikan kabar gembira ini.

Tapi, bukankah kebahagiaan itu melenakan? Sebab sering, manusia jadi tak siap menghadapi duka. Itu pula yang dirasakan Rita. Berawal saat ia tak merasakan pergerakan janin di perut. Padahal, saat itu kehamilannya sudah beberapa minggu.

Menjelang usia kandungan yang ke-9 minggu, tiba-tiba mengalir darah dari rahimnya. Rita terkejut. Saat diperiksa, bidan mengatakan bahwa kandungan itu  kosong, alias tak berkembang. Ia keguguran. Rita hanya menatap nanar, sebelum akhirnya ia menangis tersedu-sedu. Sang suami pun tak bisa menyembunyikan wajah yang muram.

“Jika hamil dI atas usia 35 tahunan, risikonya memang akan seperti ini. Janin tak bisa berkembang,” kata bidan waktu itu.

Sang bidan kembali menuturkan, bisa jadi sebabnya adalah hidup yang tidak sehat. Bayi tak mendapatkan gizi cukup, karena ia tidak makan dengan baik. Akibatnya, janin dalam kandungan itu tak tumbuh. Rentetan nasihat, agar ia lebih merencanakan kehamilan keluar dari bibir bidan tersebut.

Hhhh… Helaan nafas panjang itu semakin melelahkan hari Rita. Sesungguhnya, bukan ia tega memberikan calon buah hati itu asupan tak bergizi. Tapi, bagaimana bisa, sementara ia sendiri hidup berkekurangan? Sekadar memberi beras saja masih harus berhemat untuk tiga kepala.

Asep hanyalah buruh harian. Tak perlulah ditanya, penghasilannya minim. Kadang, Asep beralih profesi menjadi tukang ojek. Tapi tetap saja, penghasilan itu tak akan lantas melebihkan kehidupan mereka. Nasi dengan ikan asin, biasa disantap berdesakan di rumah yang bahkan tak mencapai 7×7 meter itu.

Rita termangu. Dosakah jika ia bersikeras ingin memiliki anak lagi? Mata itu telah sembab, namun binar di dalamnya menguarkan tekad. Bukankah Rasulullah sendiri yang menganjurkan umat untuk memiliki banyak anak? Bahkan mendoakan keberkahan atas hal tersebut. Hati Rita membulat. Ia tak akan berhenti meminta pada-Nya.

Doa yang terus dipanjatkan itu akhirnya dijawab. Satu tahun berlalu, Rita kembali berbadan dua. Ini melambungkan harapan keluarga kecil mereka. Kali ini, setidaknya ia ingin lebih berhati-hati. Mencoba mengonsumsi makanan-makanan kaya gizi sebatas kemampuan yang bisa ia capai.

Namun, Allah kembali mengujinya. Ia mengalami pendarahan di trimester pertama kehamilan. Bidan yang menanganinya lagi-lagi berkata janin yang Rita kandung kosong. Ia kemudian meminum obat-obatan herbal agar janin tersebut keluar. Rita menolak melakukan kuret, karena meyakini tindakan medis itu akan memperlambatnya hamil lagi. Selain, dikuret kan perlu biaya besar…

Akan tetapi, jauh di lubuk hati, Rita telah trauma. Antara ingin memiliki anak, tapi khawatir pengalaman telah lalu terulang. Pun dengan sang suami, juga putranya, yang bahkan ikut menahan tangis. Asa yang sudah dibumbung, terhempas begitu saja.

“Saya masih ingin memiliki anak, tapi mungkin kita tak usah lagi terlalu mendamba seperti kemarin-kemarin. Biar serahkan pada Allah saja,” ujar sang suami.

Maka, kehidupan mereka kembali berlanjut. Masih di rumah itu, tempat Rita menjadi ibu rumah tangga. Juga Asep, yang di kala masa kosongnya sebagai buruh harian, menyempatkan diri ngojek. Kesedihan di masa lalu tak boleh menyurutkan semangat memperbaiki hidup, bukan?

Hari demi hari terus dilalui. Suatu saat, Rita mendapati dirinya tak kunjung haid. Ia mendesah. Pastilah ia telah mengalami menopause. Apa boleh buat, usianya sudah kian menua.

Setelah beberapa lama, ia menyadari ada perubahan yang terjadi pada perutnya. Semakin membesar. Setelah memeriksa dengan test pack, barulah Rita tahu bahwa kini ia tengah mengandung 4 bulan. Alhamdulillah.. Kendati demikian, sang suami menyuruhnya meredam perasaan gembira. Lagi-lagi, takut kecewa.

Namun, tentu tak berarti sepasang suami istri itu tak mempersiapkan, meski Rita tak jua buru-buru memeriksakan diri. Hanya sesekali, memastikan kondisinya sehat. Rita sendiri sudah mulai resah. Kondisi perekonomian mereka begitu lemah, ia tak yakin apa mereka bisa membayar persalinan atau tidak.

Sang suami, telah lama meninggalkan pekerjaan buruh. Mereka benar-benar tergantung pada pencaharian Asep dari ngojek. Biaya persalinan yang tak murah akan semakin menghimpit keuangan mereka.

Qadarullah, seorang kerabat meminta Rita untuk mendaftar menjadi member Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) saja. Jika masuk kategori dhuafa, biaya konsultasi, pemeriksaan, hingga persalinan bisa diatasi. Setelah menjalani beberapa prosedur, Rita pun bisa meringankan perekonomian keluarga dan bersalin di RBC. Alhamdulillah..

Singkat kisah, dua minggu sebelum prediksi kelahiran, Rita melahirkan seorang anak perempuan. Sulit baginya. Dengan usia yang mulai menua, ia susah mengatur nafas, bahkan sesak saat mengejan. Tapi, perjuangan itu ia menangkan.

Haru membuncah, tangis bahagia mengalir di kedua pipi. Putri yang ditunggu-tunggu, dinanti hingga 15 tahun lamanya.. Keluarga kecil itu akhirnya tergenapi. Mereka tak henti mengucap tahmid.

“Allah bukan tak menjawab doa-doa kami, hanya mengabulkannya di waktu yang tepat, setelah kami lulus ujian kesabaran,” pungkas Rita. []

 

Penulis : Aghniya Ilma Hasan

didieto3 Januari 2017

Berita

Sambut 2017, Sinergi Foundation Rilis Infografis Penyaluran 2016

SF-UPDATE,– Lembaga pengelola Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) Sinergi Foundation (SF) siap menyongsong 2017. Sembari menutup lembaran tahun 2016, SF mempersembahkan infografis program penyaluran, dan laporan terkait agenda umat, yang merupakan amanah segenap insan peduli. Membincang jejak langkah dalam membangun umat, SF hanyalah satu episode di antara drama kehidupan orang pinggiran di negeri ini. CEO…

Baca selengkapnya

didieto30 Desember 2016

Tak Berkategori

Menutup 2016

Oleh: Ima Rachmalia (CEO Sinergi Foundation)

SF-UPDATE,– Mendung masih menggelayut di langit Bandung selama berhari-hari. Saat – saat yang juga cukup menantang bagi Sinergi Foundation (SF), untuk menutup 2016 dengan senyum sederhana, namun penuh makna. Senyum akar rumput dalam doa tulusnya, yang berharap kondisi kian membaik, dan langkah-langkah kehidupan dapat berlanjut, untuk sebuah pencapaian yang kelak berujung kebahagiaan. Hal yang asasi. Dan siapa pula yang tak ingin serupa itu?

Sebagai salah satu elemen masyarakat yang bergerak di bawah bersama masyarakat, SF hanya satu episode di antara drama kehidupan orang pinggiran di negeri ini. SF coba menyelami persoalan, lalu coba berpikir dan beraksi, menjadi bagian dari solusi.

Di awal 2016, di rubrik yang sama, Ketua Yayasan Semai Sinergi Ummat (Sinergi Foundation) H. Sepriyanto menulis sembari meminta doa dan dukungan dari donatur sekalian, untuk berikhtiar menuntaskan beberapa agenda umat, antara lain: Pembukaan kantor layanan SF di Jakarta, pemandirian Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) dan inisiasi RSIA WAkaf (Klinik Wakaf Ibu dan Anak), Pemantapan manajemen layanan Firdaus Memorial Park, Pembukaan Warung Nasi “AMPERA” berbasis wakaf produktif pertama, serta penguatan program Lumbung Desa sebagai upaya SF mengembalikan desa pada Khittahnya.

Kini di pengujung 2016, capaiannya cukup menggembirakan. Kantor layanan di Jakarta yang berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 12, Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, resmi beroperasi di awal tahun 2016.

Sosialisasi  Klinik Wakaf Ibu dan Anak (RSIA Wakaf), terus berlangsung mulai trimester pertama 2016, hingga saat tulisan ini dirilis. Klinik berbasis Wakaf produktif ini sedianya akan menjadi salah satu penopang keberlangsungan RBC, yang memakan biaya operasional lebih dari Rp 2 Milyar per tahun. RBC sendiri di usianya yang menjejak tahun ke-12, menjadi saksi hampir 7 ribu kelahiran bayi dari keluarga kalangan lemah di negeri ini.  

Masih di ranah Wakaf, Rumah Makan “Ampera” berbasis wakaf produktif pertama di Indonesia, resmi diluncurkan pada Jumat 11 Maret 2016. “Alhamdulillah, malam ini menjadi tonggak penting bagi Ampera untuk berkolaborasi, memulai sebuah dedikasi untuk kemanusiaan. Dengan pengelolaan berbasis wakaf produktif, semoga proses dan hasilnya pun bisa lebih berkah. Amiin, ” ungkap H. Sigit Yunanto, yang karib disapa Aa Sigit, pemilik Warung Nasi “Ampera”, dalam sambutannya ketika itu.

Firdaus Memorial Park (FMP) pun terus berusaha meningkatkan kinerja pelayanannya untuk umat. Termasuk kinerja tim layanan pengurusan jenazah yang siap siaga 24 jam, kapanpun masyarakat membutuhkan.

Sebagai upaya sosialisasi sekaligus perluasan jejaring pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, SF menggelar Seminar dan WorkShop Lumbung Desa (LD) yang digelar 28-30 Agustus 2016 di Graha Pos, Jl. Banda, Bandung. Hadir dalam gelaran yang diikuti 40-an peserta dari berbagai Desa lintas provinsi di Indonesia tersebut sebagai pembicara kunci, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDT), Prof. Ahmad Erani Yustika.

Dalam kesempatan itu, Ekonom cum mantan Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) ini menyampaikan apresiasinya untuk program Lumbung Desa. Ia mengaku bahagia, bahwa dalam beberapa periode terakhir, inisiatif untuk membangun desa dari berbagai elemen bangsa, sudah mulai tumbuh di berbagai sudut negeri, salah satunya program Lumbung Desa, yang diinisiasi SF. Ia berharap, inisiatif ini terus tumbuh dan menginspirasi inisiatif-inisiatif serupa di wilayah lain di Indonesia.

Ujung 2016, bukan ujung segalanya. Mohon jangan bosan mendoakan, menutup 2016, SF tengah menyiapkan Rencana Strategis 2017-2022. Selain sebagai panduan langkah lembaga, Renstra kali ini menjadi cermin optimisme SF menatap masa depan, yang semoga lebih baik dan selaras dengan harapan umat ke depan. Wallahu a’lam. []

didieto30 Desember 2016

Berita

Masuki Hari ke-6, Progres Pembangunan Masjid Ramah Gempa di Pidie Jaya Terus Meningkat

masuki-hari-ke-6-progres-pembangunan-masjid-ramah-gempa-di-pidie-jaya-terus-meningkat

SF-UPDATES,– Pada Kamis (29/12/2016), pembangunan Masjid (Sederhana) Ramah Gempa di Paru Keude, Bandar Baru, Pidie Jaya memasuki hari keenam. Sejak kemarin sore, sejumlah material berupa kayu dan papan dipasok dari Aceh Tamiang untuk pembangunan di lokasi yang terhempas gempa beberapa waktu lalu itu. “Jarak dari Aceh Tamiang – Bandar Baru mencapai 320 KM, dan dapat…

Baca selengkapnya

didieto29 Desember 2016

Tak Berkategori

Ukhuwah untuk Rakyat Suriah

 

Banyak warga dan aktivis kemanusiaan menilai tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Suriah dinilai sudah di luar batas kemanusiaan. Tidak ada lagi wilayah aman, tidak ada lagi tempat berlindung, tidak peduli lagi apakah mereka anak-anak, wanita dan orang tua, semua menjadi target serangan.

 

SF-REFRESH,– Kota Allepo kembali membara, militer-militer Rusia sekonyong-konyong, tanpa ba-bi-bu-be-bo, membombardir Allepo dengan pesawat perang mereka. Ratusan bangunan luluh lantak; rumah, kantor, dan rumah sakit. Korban manusia? Jangan ditanya..

Sontak aksi pelanggaran HAM ini menyulut beragam reaksi dari umat muslim. Tak sedikit juga yang terpanggil untuk membantu lewat donasi. Terselip di antaranya, Lembaga Sinergi Foundation yang juga turut menghimpun dana kemanusiaan yang diberikan oleh para aghniya.

Bekerjasama dengan  Indonesia Humanitarian Relief Foundation (IHR), donasi yang terhimpun itu siap disalurkan. IHR yang bermitra dengan SF menggandeng Insani Yardim Vakfi (IHH), lembaga kemanusiaan internasional terbesar asal Turki.

“Bersama dengan Sinergi Foundation, kita memberikan bantuan kepada pengungsi Suriah,” ujar Ketua IHR, Ustaz Bahtiar Nasir, saat konferensi pers di Arrahman Qur’an Learning (AQL) Islamic Center di sepenggal Ramadhan kemarin, sebelum keberangkatan tim beberapa waktu yang lalu.

Tim IHR yang diwakili oleh Abdus Shamad dan Surya Fachrizal akhirnya berangkat pada Sabtu dini hari (19 Ramadhan) menuju Istanbul, Turki. Lalu Senin (27/6/2016), Tim berangkat ke bandara Istanbul untuk pergi ke Gaziantep, menuju wilayah Kilis, Provinsi Gaziantep, Turki. Saat tim tiba, wilayah Kilis dinaungi terik matahari musim panas. Suhu hampir 40 derajat celsius.

Direktur IHH Kilis, Serkan, menjanjikan bantuan IHR dan Sinergi Foundation akan disalurkan ke Suriah via markas IHH Reyhanli. Di Kili, tim juga berkunjung ke kantor Afet ve Acil Durum Yönetimi Ba?kanl??? (AFAD) atau Badan Manajemen Kebencanaan dan Kedaruratan Turki.

Kami dipersilahkan untuk datang membawa rombongan tokoh-tokoh penting dari Indonesia ke kamp-kamp pengungsi Suriah di Kilis.

"Alhamdulillah, dua hari setelah kunjungan kami ke Kilis, IHH Reihanly memberikan kabar, bantuan dari kami senilai 35.000 USD telah memasuki Babus Salam, Suriah untuk diteruskan ke wilayah Aleppo. Tentu hal ini bukan sesuatu mudah, karena wilayah Aleppo masih diblokade oleh pemerintahan Suriah," kisah Abdus Shamad. 

Tim kemudian bergerak menuju kampung Yatim Suriah, yang terletak di wilayah Reihanly, Turki untuk menyalurkan bantuan kepada anak yatim korban konflik Suriah.

Penyerahan bantuan dana dari IHR dan Sinergi Foundation disalurkan pada 3 Pos Layanan Yatim yang menampung anak-anak mulai dari balita sampai usia 15 tahun di Reihanly.

Pertama, Pos Layanan Yatim Shafa, yang terdiri dari anak-anak yatim usia pra sekolah dan sekolah dasar. Kedua, Pos Layanan Yatim Halimah Sa'diyyah, yang berisi anak-anak balita, dengan jumlah kurang lebih 40 orang dan diasuh oleh 14 'halimah'. 

Tempat ketiga bernama Pos Layanan Yatim Ikram, yang berisi anak-anak perempuan, mulai usia balita sampai 15 tahun. Pos ikrimah diasuh oleh 20 pengasuh. Pos-pos layanan yatim ini, selain dijadikan tempat tinggal, juga difungsikan sebagai tempat belajar. Khususnya, tempat belajar agama dan pengajian Al Qur’an. 

 

 

Suriah Kepentingan seluruh Umat Islam

Kendaraan-kendaraan yang diparkir di halaman kompleks IHH Insani Yardim Vakfi di Kilis dan Reyhanli, Tuki, adalah kendaraan luar biasa. Bukan luar biasa mewahnya, tetapi luar biasa besarnya.

Yang parkir di sana bukan cuma sedan atau van, tetapi juga truk-truk kontainer. Ada yang berfungsi sebagai dapur umum, pabrik roti, klinik, juga kantor berjalan.

Selain kontainer dengan logo IHH, ada juga kontainer dengan logo Qatar Charity dan logo Kerajaan Arab Saudi. “Saudi National Campaign for Support Brothers in Syria” demikian bunyi kalimat di salah satu kontainer itu.

Arab Saudi dan Qatar adalah dua negara terbesar menyalurkan bantuan untuk rakyat Suriah.  Tapi hal itu tidak begitu istimewa di mata Yusuf Tunc, pejabat IHH urusan krisis Suriah, yang penulis temui di Reyhanli. Kota kecil di selatan Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Kata Yusuf, memang sudah seharusnya kaum muslimin Timur Tengah membantu saudaranya sesama Arab. “Mereka yang lebih berhak dan wajib akan hal itu,” kata Yusuf. 

 

Bukannya dia tidak bahagia dengan kepedulian masyarakat Arab terhadap Suriah. “Tapi jika datang orang dari Afrika Selatan, Indonesia, Inggris, atau dari Australia, saya jauh lebih bahagia,” ujar Yusuf sumringah.

Katanya, ternyata jarak yang jauh tidak menghalangi mereka datang membantu rakyat Suriah. Kedatangan menjadi bukti mereka tidak melupakan rakyat Suriah yang dizalimi rezim Basyar al-Asad.

Bahkan katanya, jika orang jauh semisal dari Indonesia datang tanpa bawa bantuan, tetapi bersedia duduk dan berbicara dengan mereka, itu akan berkesan kuat kepada rakyat Suriah.

“Hingga  mereka tahu, bahwa masih banyak manuusia yang mempedulikan orang-orang yang dizalimi seperti mereka.”

“Dan ini hanya terjadi atas kalimat yang satu, ukhuwah islamiyah,” pungkas Yusuf.

Abdush Shamad, relawan IHR menceritakan, sebagian besar orang Suriah yang dia temui di masa awal revolusi, belum pernah tahu adanya negara Indonesia.

“Mereka terkejut mengetahui perjalanan dari Indonesia ke tempat mereka lebih dari 16 jam naik pesawat. Mereka takjub ada saudaranya dari jauh peduli dengan kondisi mereka,” ujar Abdush Shamad bercerita.

Tetapi, kata Abdush Shamad, saat ini sudah banyak orang Indonesia yang datang ke Suriah atau ke Turki, untuk membantu kaum muslimin Suriah. “Bantuan medis, membuat sumur air bersih, membuat pabrik roti, dan berbagai kebutuhan mendasar lainnya,” kata Abdush Shamad menambahkan.

Di kota Antakya-Turki, penulis menjumpai Usamah, seorang perawat di rumah sakit lapangan di kota Salma-Suriah. Usamah punya pengalaman berinteraksi dengan relawan-relawan asal Indonesia yang bekerja di Suriah.

Kata Usamah, relawan yang datang ada yang berprofesi sebagai dokter, ada juga yang ustadz dan memberikan nasihat-nasihat agama. “Muamalah dan akhlak mereka baik. Mereka memahami kami, sebagaimana kami juga memahami mereka,” ujar Usamah menambahkan.

Alhamdulillah, misi tim akhirnya berakhir pada 9 Juli 2016. Sehari sebelumnya, tim mendatangi IHH dan menyerahkan kafalah bagi 100 anak yatim. []

didieto27 Desember 2016

Berita

(Rilis Terkait Suriah) Teror Dunia Maya dan Ujian Kemanusiaan Kita

rilis-terkait-suriah-teror-dunia-maya-dan-ujian-kemanusiaan-kita

SF-UPDATES,– Air mata rakyat Aleppo belum juga surut, beredar fitnah terhadap Lembaga – Lembaga Kemanusiaan yang selama ini concern menggalang  kepeduliaan atas derita rakyat sipil korban perang di tanah lahir para nabi itu. Kabar yang beredar di dunia maya itu, menuding bantuan kemanusiaan tidak sampai ke sasaran, korban perang. Sinergi Foundation (SF) dan Indonesia Humanitarian…

Baca selengkapnya

didieto27 Desember 2016

Tak Berkategori

KH. Miftah Faridl Ajak Umat Lawan Teror Kemanusiaan

SF-UPDATE,– Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation KH. Prof. Miftah Faridl mengajak umat muslim untuk melawan teror terhadap kemanusiaan. Ia juga tegaskan bahwa bantuan yang diberikan SF sampai kepada pengungsi Suriah.

“Kemanusiaan adalah panggilan nurani berlandas iman yang kokoh, yang tak mudah goyah oleh teror dalam bentuk apa pun. Merupakan kewajiban kaum beriman membantu sesamanya di sudut-sudut dunia yang terdera nestapa,” jelas KH. Prof. Miftah di Bandung, Senin (27/12/2016).

“Kami mengajak segenap insan peduli, untuk merapatkan barisan, melawan “Teror Kemanusiaan” yang tengah terjadi,” lanjutnya.

Menurut Ketua MUI Bandung ini, caranya dengan mencermati dan menelaah arus informasi yang datang silih berganti, sebelum kemudian menjadikannya sebagai rujukan kebenaran.  

“Sehingga daya dan semangat berbagi, tak akan lekang tergerus fitnah teroris kemanusiaan,” ucapnya.

Di ranah kemanusiaan, Sinergi Foundation turut serta menggalang kepedulian. Antara lain: Tsunami Aceh (2004), Gempa Jogja (2006), Tsunami Pantai Selatan (2006), Gempa Nepal, Banjir Pantura, Derita Muslim Rohingya, Palestina, Suriah dan belahan dunia Islam lainnya.

 

Reporter : Maharevin

didieto27 Desember 2016

Tak Berkategori

NGO Kemanusiaan Difitnah, KH Miftah Faridl: Biasakan Tabayyun

SF-UPDATE,– Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation KH. Prof. Miftah Faridl mengimbau agar masyarakat cerdas dalam bermedia sosial. Ulama kharismatik Bandung ini menjelaskan  Al Quran memerintahkan agar kita melakukan tabayyun (konfirmasi) jika datang informasi dari orang fasik.

“Jika ada berita dari media tidak jelas, kita harus selektif dan jangan percaya. Kita harus memiliki kemampuan untuk tabayyun, jangan sampai kita membenci orang karena salah informasi,” kata Prof. Dr. KH Miftah Faridl, Selasa (27/12/2016), menyikapi fitnah terhadap sejumlah ulama dan lembaga kemanusiaan yang sempat menjadi trending topik nomor wahid dengan tagar #UlamaDifitnah.

Menurutnya, ada pihak yang menggunakan sosmed dan aktif untuk menyudutkan ulama dan lembaga-lembaga keislaman. “Mereka sampai menfitnah, membentuk opini dan kita jangan sebarkan informasi salah. Kita harus aktif turut membentuk opini yang benar, menyebarkan berita yang dapat dipercaya, istilah saya yaitu islah,” kata Ketua MUI Bandung ini.

Islah, menurut KH Miftah Faridl adalah aktif menyebarkan berita yang benar dan berhenti menyebarkan berita fitnah. Sebab, menurutnya, setiap muslim terikat dalam kode etik terkait informasi yang diatur dalam Surat Al Hujurat.

“Kita dilarang menghina, memperolok, melecehkan, tajassus atau mencari-cari kesalahan,” pungkasnya. []

 

Reporter : Rizki Lesus

Editor : Maharevin

didieto27 Desember 2016

Berita

Jumat di Paru Keude

jumat-di-paru-keude

SF-UPDATE,– Berkesempatan tunaikan shalat Jumat berjamaah diantara reruntuhan puing-puing Masjid Jami’ Nur Abdullah, Paru Keude, Banjar Baru- Pidie Jaya, Aceh, 23 Des 2016, rasa hati ini campur aduk. Saat menoleh ke samping kiri,  serpihan bangunan yang bertumpuk itu membuat dahi ini berkernyit sembari geleng-geleng kepala, lalu mengusap dada. Allaah, betapa dahsyatnya efek gempa 6.4 SR, yang…

Baca selengkapnya

didieto23 Desember 2016

1 310 311 312 313 314 343
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!