Banyak warga dan aktivis kemanusiaan menilai tragedi kemanusiaan yang menimpa rakyat Suriah dinilai sudah di luar batas kemanusiaan. Tidak ada lagi wilayah aman, tidak ada lagi tempat berlindung, tidak peduli lagi apakah mereka anak-anak, wanita dan orang tua, semua menjadi target serangan ….
SF-REFRESH,– Kota Allepo kembali membara, militer-militer Rusia sekonyong-konyong, tanpa ba-bi-bu-be-bo, membombardir Allepo dengan pesawat perang mereka. Ratusan bangunan luluh lantak; rumah, kantor, dan rumah sakit. Korban manusia? Jangan ditanya..
Sontak aksi pelanggaran HAM ini menyulut beragam reaksi dari umat muslim. Tak sedikit juga yang terpanggil untuk membantu lewat donasi. Terselip di antaranya, Lembaga Sinergi Foundation yang juga turut menghimpun dana kemanusiaan yang diberikan oleh para aghniya.
Bekerjasama dengan Indonesia Humanitarian Relief Foundation (IHR), donasi yang terhimpun itu siap disalurkan. IHR yang bermitra dengan SF menggandeng Insani Yardim Vakfi (IHH), lembaga kemanusiaan internasional terbesar asal Turki.
“Bersama dengan Sinergi Foundation, kita memberikan bantuan kepada pengungsi Suriah,” ujar Ketua IHR, Ustaz Bahtiar Nasir, saat konferensi pers di Arrahman Qur’an Learning (AQL) Islamic Center di sepenggal Ramadhan kemarin, sebelum keberangkatan tim beberapa waktu yang lalu.
Tim IHR yang diwakili oleh Abdus Shamad dan Surya Fachrizal akhirnya berangkat pada Sabtu dini hari (19 Ramadhan) menuju Istanbul, Turki. Lalu Senin (27/6/2016), Tim berangkat ke bandara Istanbul untuk pergi ke Gaziantep, menuju wilayah Kilis, Provinsi Gaziantep, Turki. Saat tim tiba, wilayah Kilis dinaungi terik matahari musim panas. Suhu hampir 40 derajat celsius.
Direktur IHH Kilis, Serkan, menjanjikan bantuan IHR dan Sinergi Foundation akan disalurkan ke Suriah via markas IHH Reyhanli. Di Kili, tim juga berkunjung ke kantor Afet ve Acil Durum Yönetimi Ba?kanl??? (AFAD) atau Badan Manajemen Kebencanaan dan Kedaruratan Turki.
Kami dipersilahkan untuk datang membawa rombongan tokoh-tokoh penting dari Indonesia ke kamp-kamp pengungsi Suriah di Kilis.
"Alhamdulillah, dua hari setelah kunjungan kami ke Kilis, IHH Reihanly memberikan kabar, bantuan dari kami senilai 35.000 USD telah memasuki Babus Salam, Suriah untuk diteruskan ke wilayah Aleppo. Tentu hal ini bukan sesuatu mudah, karena wilayah Aleppo masih diblokade oleh pemerintahan Suriah," kisah Abdus Shamad.
Tim kemudian bergerak menuju kampung Yatim Suriah, yang terletak di wilayah Reihanly, Turki untuk menyalurkan bantuan kepada anak yatim korban konflik Suriah.
Penyerahan bantuan dana dari IHR dan Sinergi Foundation disalurkan pada 3 Pos Layanan Yatim yang menampung anak-anak mulai dari balita sampai usia 15 tahun di Reihanly.
Pertama, Pos Layanan Yatim Shafa, yang terdiri dari anak-anak yatim usia pra sekolah dan sekolah dasar. Kedua, Pos Layanan Yatim Halimah Sa'diyyah, yang berisi anak-anak balita, dengan jumlah kurang lebih 40 orang dan diasuh oleh 14 'halimah'.
Tempat ketiga bernama Pos Layanan Yatim Ikram, yang berisi anak-anak perempuan, mulai usia balita sampai 15 tahun. Pos ikrimah diasuh oleh 20 pengasuh. Pos-pos layanan yatim ini, selain dijadikan tempat tinggal, juga difungsikan sebagai tempat belajar. Khususnya, tempat belajar agama dan pengajian Al Qur’an.
Suriah Kepentingan seluruh Umat Islam
Kendaraan-kendaraan yang diparkir di halaman kompleks IHH Insani Yardim Vakfi di Kilis dan Reyhanli, Tuki, adalah kendaraan luar biasa. Bukan luar biasa mewahnya, tetapi luar biasa besarnya.
Yang parkir di sana bukan cuma sedan atau van, tetapi juga truk-truk kontainer. Ada yang berfungsi sebagai dapur umum, pabrik roti, klinik, juga kantor berjalan.
Selain kontainer dengan logo IHH, ada juga kontainer dengan logo Qatar Charity dan logo Kerajaan Arab Saudi. “Saudi National Campaign for Support Brothers in Syria” demikian bunyi kalimat di salah satu kontainer itu.
Arab Saudi dan Qatar adalah dua negara terbesar menyalurkan bantuan untuk rakyat Suriah. Tapi hal itu tidak begitu istimewa di mata Yusuf Tunc, pejabat IHH urusan krisis Suriah, yang penulis temui di Reyhanli. Kota kecil di selatan Turki yang berbatasan langsung dengan Suriah.
Kata Yusuf, memang sudah seharusnya kaum muslimin Timur Tengah membantu saudaranya sesama Arab. “Mereka yang lebih berhak dan wajib akan hal itu,” kata Yusuf.
Bukannya dia tidak bahagia dengan kepedulian masyarakat Arab terhadap Suriah. “Tapi jika datang orang dari Afrika Selatan, Indonesia, Inggris, atau dari Australia, saya jauh lebih bahagia,” ujar Yusuf sumringah.
Katanya, ternyata jarak yang jauh tidak menghalangi mereka datang membantu rakyat Suriah. Kedatangan menjadi bukti mereka tidak melupakan rakyat Suriah yang dizalimi rezim Basyar al-Asad.
Bahkan katanya, jika orang jauh semisal dari Indonesia datang tanpa bawa bantuan, tetapi bersedia duduk dan berbicara dengan mereka, itu akan berkesan kuat kepada rakyat Suriah.
“Hingga mereka tahu, bahwa masih banyak manuusia yang mempedulikan orang-orang yang dizalimi seperti mereka.”
“Dan ini hanya terjadi atas kalimat yang satu, ukhuwah islamiyah,” pungkas Yusuf.
Abdush Shamad, relawan IHR menceritakan, sebagian besar orang Suriah yang dia temui di masa awal revolusi, belum pernah tahu adanya negara Indonesia.
“Mereka terkejut mengetahui perjalanan dari Indonesia ke tempat mereka lebih dari 16 jam naik pesawat. Mereka takjub ada saudaranya dari jauh peduli dengan kondisi mereka,” ujar Abdush Shamad bercerita.
Tetapi, kata Abdush Shamad, saat ini sudah banyak orang Indonesia yang datang ke Suriah atau ke Turki, untuk membantu kaum muslimin Suriah. “Bantuan medis, membuat sumur air bersih, membuat pabrik roti, dan berbagai kebutuhan mendasar lainnya,” kata Abdush Shamad menambahkan.
Di kota Antakya-Turki, penulis menjumpai Usamah, seorang perawat di rumah sakit lapangan di kota Salma-Suriah. Usamah punya pengalaman berinteraksi dengan relawan-relawan asal Indonesia yang bekerja di Suriah.
Kata Usamah, relawan yang datang ada yang berprofesi sebagai dokter, ada juga yang ustadz dan memberikan nasihat-nasihat agama. “Muamalah dan akhlak mereka baik. Mereka memahami kami, sebagaimana kami juga memahami mereka,” ujar Usamah menambahkan.
Alhamdulillah, misi tim akhirnya berakhir pada 9 Juli 2016. Sehari sebelumnya, tim mendatangi IHH dan menyerahkan kafalah bagi 100 anak yatim. []