Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, demikian firman Allah. Dan tak seorang pun dari mereka menyangka, kematian datang dengan cara bumi yang digoncangkan, juga tanah bercampur air yang menggelegak dari dasar bumi, lalu menelan semua yang berada di atasnya.
Di Balaroa dan Petobo, dua kampung di Palu, diperkirakan lebih dari 5.000 orang tertimbun (data BNPB per 7 Oktober 2018). Puing-puing bangunan berserakan, begitu pun dengan batang-batang pohon kelapa yang tumbang tak kuat menahan arus lumpur.
Jalan aspal pun tiba-tiba menekuk ke atas seperti gelombang laut. Semua hancur, porak poranda. Di beberapa titik, terdapat bendera putih yang diikat di tiang kayu. Kata warga, itu adalah tanda adanya jenazah yang terkubur di bawah.
Tim Sinergi Foundation pun datang ke dua kelurahan tersebut. Tak banyak yang tersisa di dua tempat ini. Kendati demikian, kami tetap datang untuk membantu evakuasi korban yang masih tertimbun. Dengan kondisi yang sedemikian rusak, alat berat pun sulit masuk ke dua lokasi ini. Sehingga beberapa titik, evakuasi dilakukan secara manual dengan tenaga tim.
“Ada beberapa yang masih sulit kami lalui. Jalan-jalannya terjungkal. Tapi kami berikhtiar menyumbangkan tenaga untuk menemukan korban yang hilang,” kata Maftuh, tim Sinergi Foundation yang tengah berada di lokasi bencana.
Pasca gempa dan tsunami beberapa waktu lalu, diperkirakan hanya ratusan orang dari warga Balaroa dan Petobo yang selamat dari bencana. Kini, mereka mengungsi di tempat yang lebih aman.
Warga Palu, Donggala, dan wilayah Sulteng lainnya tengah berjuang membangun hidup mereka kembali. Ayo berikan dukungan terbaik kita!
KLIK di sini
Atau transfer ke:
Mandiri Syariah 700 546 3108
a/n Sinergi Foundation
Info & Konfirmasi transfer :
Whatsapp 0812 2066 7263
Call Center 0851 0004 2009