“Saya ingin ilmu yang saya punya bermanfaat dan membawa berkah untuk saudara sesama muslim,” ucap pria muda berusia 26 tahun itu.
Bergabung bersama Sinergi Foundation sebagai relawan Lombok, belakangan hari-harinya dihabiskan dengan terjun langsung membimbing pembangunan huntara dan masjid bambu. Sebuah tugas yang dirasanya mulia, namun juga membutuhkan usaha yang lebih dari pekerjaan yang biasa ia kerjakan.
Febrian Anugrah Putra, atau yang lebih kami kenal sebagai “Kang Bio”, seorang Arsitek Bambu yang sudah dua kali Pulang-Pergi Bandung-Lombok demi mengabdikan diri sebagai relawan. Meski berasal dari latar belakang yang serba cukup, sosoknya tercermin sederhana dan mandiri , tak pernah mengeluh saat bertugas di lapangan. Bulir keringat yang mengucur dari dahinya semata ia lakukan murni untuk membantu mereka yang terkena musibah agar dapat rumah yang lebih kokoh dan layak ditinggali di Desa Sembalun, kawasan yang hampir rata dengan tanah akibat gempa besar di Lombok.
“Kawasan Sembalun ini potensi bambunya luar biasa. Sejak dulu leluhur warga sembalun sudah membuat kebun bambu di sekeliling desa dan dulu memang dipakai jadi bahan bale (rumah)”, tuturnya menggambarkan kondisi Sembalun yang punya banyak tumbuhan bambu. Dalam urusan ini, pengetahuannya cukup mumpuni mengingat latar belakangnya sebagai pegiat arsitektur khusus bambu. Ia tak lelah mengedukasi masyarakat tentang keunggulan bambu sebagai struktur bangunan yang ramah gempa. Darinya, warga belajar bagaimana melakukan treatment yang benar untuk membuat kerangka bangunan dari bambu.
Kendati bambu sebagai bahan utama bangunan banyak didapati di lokasi trsebut, kendala lain ia temui saat ada beberapa bahan bangunan yang harus dibeli jauh di daerah lain. Selain itu, proses pengerjaan pun juga harus kejar-kejaran dengan datangnya musim hujan.
Namun, menurutnya, berbagai kendala itu seolah terbayar dengan semangat gotong royong warga untuk bangkit. Suasana kekeluargaan yang begitu kental terasa di Desa Sembalun membuatnya mencintai desa ini.
“Alamnya indah, warganya ramah. Saya seringkali diajak mampir dan makan bersama. Salut sekali dengan mereka”, gumamnya dengan berdecak kagum.
Kang Bio, adalah satu dari begitu banyak orang baik yang masih tersisa di dunia ini. Jiwa patriotisme yang melekat di dalam dirinya harusnya bisa dijadikan pelajaran berharga tentang bagaimana seharusnya menjadi sebaik-bainya makhluk ciptaan Allah, yang bisa bermanfaat bagi makhluk lainnya. Harapannya begitu besar untuk Sembalun, agar desa tersebut segera pulih, sejahtera dengan sumber daya lokal yang arif dan besar.
Jazakallahu khairan katsiran, Kang Bio. Semoga Allah membalas setiap usaha yang kau curahkan sebagai relawan Sembalun. Jangan pernah lelah menebar kebaikan! []