Selain digunakan untuk penelitian dan kesehatan, peranan wakaf juga mengembangkan bidang pendidikan secara maksimal. Kita dapat menemukan ratusan sekolah yang diwakafkan untuk para penuntut ilmu demi mewujudkan tujuan dan dan harapan orang-orang yang mewakafkannya di samping mengangkat derajat, harta dan martabat umat Islam dalam bidang pendidikan.
Di Makkah Al Mukarramah, ada sebuah taman yang luas di samping Masjidil Haram yang diwakafkan untuk kaum fakir dan miskin, para pendatang yang sengaja datang untuk mengunjungi pemimpin para utusan, yang diwakafkan seeorang syaikh yang memiliki ketenaran dalam pemerintahan Raihan An Nadi Asy Syihabi, guru besar di Masjidil Haram pada tahun 977 H.
Di antara bukti-bukti yang menunjukkan perhatian para raja penguasa, orang-orang kaya, dan kaum dermawan dengan membentuk badan perwakafan yang memperhatikan bidang-bidang sosial umat Islam adalah sebuah riwayat yang dikutip dari sultan Mamalik Azh Zhahir Barquq dimana ia mewakafkan sebuah rumah untuk dijadikan sebagai biro.
Tempat tersebut digunakan untuk membacakan Al Quran kepada anak-anak yatim di Qal’ah Al Jabal. Qal’ah Jabal adalah sebuah benteng yang menjadi kantor pusat pengendalian wilayah Mesir, Syam, dan semua wilayah yang tunduk pada kekuasaannya.
Selanjutnya, pemanfaatan wakaf juga dikembangkan di aspek sosial masyarakat yang lebih personal. Misalnya, di sebagian besar negara-negara Islam terdapat wakaf yang ditujukan untuk menyewa perhiasan dan aksesoris pernikahan.
Orang-orang fakir dan masyarakat umum dapat memanfaatkan wakaf ini agar dapat mengenakan perhiasan dan aksesoris menarik dalam berbagai pesta dan kemudian mengembalikannya ke tempat semula sesudah pesta.
Pun di Tunisia terdapat wakaf untuk sunatan anak-anak yang kurang mampu, di mana seorang anak dapat disunat dan kemudian mendapatkan pakaian dan sejumlah uang.
Adapula wakaf berupa pembagian kue yang dilakukan di bulan Ramadhan secara gratis. Dalam beberapa hari dalam setahun di Tuni terdapat banyak ikan, dimana hasil tangkapan para nelayan berlimpah.
Karena itu, di sana terdapat wakaf dimana mereka membelanjakan pendapatan mereka untuk membeli ikan dalam jumlah yang besar dan kemudian dibagi-bagikan kepada kaum fakir dan miskin secara cuma-cuma.
Di samping itu, ada juga wakaf yang diberikan kepada orang terkena minyak lampu atau pakaiannya terkena kotoran yang lain, maka ia dapat mengadu kepada badan wakaf ini dan mengambil sejumlah uang untuk membeli pakaian yang lain.
Yang lebih aneh lagi, bahwasanya di kota Marrakisy di Maroko terdapat yayasan wakaf bernama Dar Ad Duqqah. Dar Ad Duqqah adalah sebuah tempat pengaduan untuk para istri yang berseteru dengan suami mereka, saling membenci, dan membelakangi. Perempuan-perempuan tersebut boleh tinggal, makan, dan minum di sana hingga pertengkaran antara mereka dengan suami-suami mereka mereda.
Manfaat wakaf di masa kejayaan Islam tidak berhenti sampai di sana. Bahkan adapula wakaf yang hasil pengelolaannya digunakan untuk memberi makan kucing. Hal ini menunjukkan, manfaat wakaf tidak hanya dirasakan oleh manusia, melainkan benar-benar seluruh makhluk hidup dapat merasakan dahsyatnya kebaikan dari wakaf.
Dan kita pun bisa melakukan serupa di masa kini dengan melaksanakan wakaf di Sinergi Foundation. Selain membangun peradaban, pun wakaf Anda akan menjadi amal jariyah yang, insya Allah, akan mengantarkan ke jannahNya.
Yuk wakaf, dengan mengKLIK LINK bit.ly/sinergiwakafkita!
Source: dbs