“Euh!”

Dengusan itu memiliki makna: “Saya mau bangun rumah dan menikah,”. Diiringi gerakan isyarat jari membentuk segitiga, suara ah-uh itu kembali terdengar. Mempertegas maksud pada orang di hadapannya. Rumah, katanya. Dia adalah Ude, seorang tuna rungu yang juga menjadi salah satu petani binaan di Lumbung Bambu Sinergi Foundation.

Ada orang yang memahami perkataannya, namun lebih banyak yang tidak. Tak sedikit pula yang mengejek ‘keistimewaan’ Ude.

Selama beberapa tahun, keistimewaan bawaan sejak lahir ini membuat orang memandang remeh, bahkan Ude sulit mendapat pekerjaan. Dahulu ia bekerja serabutan, tentu upah minim yang hanya bisa memenuhi makan sehari-hari. Itu pun lebih sering tidak mencukupi. Dengan upah tersebut, sama sekali tak terbayang bagi Ude untuk sekadar menabung masa depan.

Alhamdulillah, sedikit demi sedikit takdir Allah mengubah kehidupannya. Kini, telah satu tahun Ude menjadi petani binaan di Lumbung Bambu Sinergi Foundation. Di tempat ini, ia banyak melakukan pekerjaan fisik yang tak bisa dikerjaan orang lain. Maklum, perkara mengangkut bambu bukan hal mudah. Beratnya bisa mencapai 50-100 kilogram. Ude hampir selalu mampu mengerjakannya. Meski kurus, fisiknya amat prima dan kuat.

Maka sejak mengetahui potensi ini, tim Lumbung Bambu pun mulai memberdayakan Ude. Alhamdulillah, Allah membalas segala kerja kerasnya, perekonomian Ude berangsur membaik. Melihat perubahan ini, Ude seakan mendapat motivasi baru. Ia ingin mendirikan rumah! Tak main-main mimpi itu ia ucapkan. Ude berharap, kelak di rumah tersebut, ia bisa membangun rumah tangga sakinah mawaddah warahmah. Aamiin…

Yuk pembaca, kita doakan Ude!

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!