Kesehatan menjadi hal fundamental bagi seseorang. Dengan fisik dan mental yang sehat, seorang muslim (harusnya) bisa menjalankan ibadah dengan baik.
Di bidang kesehatan, Nuruddin Zanki memberikan perhatiannya dengan mendirikan rumah sakit amal di semua kota yang berada di bawah kedaulatannya. Ia mendanainya dengan wakaf yang besar dan diwakafkan kepada fakir miskin saja, sementara kalangan berkecukupan tidak boleh memanfaatkannya kecuali dalam kondisi darurat.
Salah satu RS paling masyhur dalam Islam yang berdiri di masa itu adalah Rumah Sakit An-Nur Al-Kabir yang didirikan oleh Zanki di Damaskus (549 H) dan bertahan selama sekitar delapan ratus tahun. Di Halab (Aleppo), ada RS serupa yang dikenal dengan nama Bimaristan An-Nuri. RS ini didanai dengan dana wakaf, yang sebagian pendanaannya berasal dari warga di perkampungan Ma’rata; dari hasil pertanian dan dari usaha-usaha di bidang properti, dsb.
Di masa Shalahuddin Al Ayyubi, dikenal pula Bimaristan Ash-Shalahi di Kairo yang dibangun bak istana megah. Di RS ini, ia mempekerjakan para dokter, para tabib spesialis mata, para spesialis bedah, pengawas, pekerja, dan pembantu. Masyarakat dhuafa yang dirawat pun mendapatkan kenyamanan luar biasa di RS ini. Ayyubi juga menyediakan mereka tempat tinggal, dibuatkan ruang-ruang beserta tempat tidur, layanan pagi dan petang, serta makanan dan minuman bergizi bagi mereka.
Para Sultan menegaskan komitmennya untuk memberikan perhatian terhadap aktivitas-aktivitas di RS tersebut dengan kajian. Ini membuktikan pelayanan yang totalitas dari Pemimpin untuk Rakyatnya. Masya Allah.
Konten ini adalah seri ke-6 dari konten “Keajaiban Wakaf dari Masa ke Masa”. Ikuti terus perkembangan wakaf dari masa ke masa untuk tahu peran wakaf dalam kejayaan Islam di postingan selanjutnya.
(Source : “Masterpieces of Awqaf in Islamic Civilization” Karya Dr. Ragib As-Surjani)