Bisa jadi dalam melaksanakan amalan, terdapat celah yang membuat amalan itu tidak sempurna. Maka memperbaikinya terlebih dulu lebih utama sebelum memperbanyaknya. Bukan berarti tidak ingin menambah pahala dengan memperbanyak ibadah, tetapi dengan memperbaiki, kita bisa menambah dua kebaikan sekaligus.

Memperbaiki disini harus disertai dengan kesungguhan dalam menghadirkan akal dan interaksi hati saat menjalankannya. Kemudian setelah itu kita bisa menambah jumlah / kuantitasnya.

Pahala amal itu terkait kuat dengan kehadiran hati saat mengerjakannya. Ibnul Qayyim berkata :

“…Sesungguhnya amal tidak ditimbang dengan bentuk dan jumlahnya. Namun ditimbang dengan apa yang ada hati. Maka dua amalan yang sama namun bisa jadi takarannya antara langit dan bumi. Dua orang berada dalam satu saf namun nilai sholatnya antara langit dan bumi.” (Madarijus Salikin, 1/339)

Hakikatnya, tujuan ibadah adalah sarana untuk menghidupkan hati dengan iman, membuat kita menjadi lebih dekat dengan Allah SWT. Dengan memahami hal itu, insya Allah kita pun bisa memperbaiki kualitas ibadah kita.

Dasar dari Amal adalah Niat

Meski nampak sepele, ternyata esensi niat sangatlah penting mendasari segala aktivitas yang kita kerjakan sehari-hari lho, Sahabat.

Sabda Rasulullah berkaitan dengan niat, “Tidak dianggap sebuah amal yang tidak disertai dengan niat.” (HR Baihaqi)

Semua aktivitas syariatnya akan kembali pada masalah niat. Ketika kita melakukan sesuatu misal, niat apakah yang melandasi amal kita? Apakah kita mengerjakan amal tersebut penuh keikhlasan, mengharap balasan dunia, atau malah menyombongkan diri? Na’udzubillah.

Karena itu bisa dikatakan, niat sebagai penentu bobot nilai suatu amal di hadapan Allah SWT. Betapa seringnya kita menyaksikan satu amal yang dilakukan oleh orang berbeda, namun berbeda nilainya di hadapan Allah SWT.

Maka, ketika kita mempunyai niat untuk melakukan kebaikan hendaknya bersegera melakukannya. Jangan menunda, sebab niat baik kita bisa berubah karena pengaruh hawa nafsu dan godaan setan.

“Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az Zukhruf: 37)

Dikisahkan, seorang saleh yang sedang berada di kamar mandi, pernah memanggil budaknya dan menyuruhnya untuk memberikan sedekah kepada seseorang.

Maka, budak itu berkata kepadanya, “Mengapa tuan tidak bersabar dulu, hingga tuan keluar dari kamar mandi?”

Dia menjawab, “Saya mempunyai niat untuk berbuat baik dan saya takut niat itu berubah. Oleh karena itu, begitu mempunyai niat, saya segera mengikutinya dan melaksanakannya.”

Yuk, isi keseharian kita dengan amal kebaikan!

www.sinergifoundation.org

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!