SF-UPDATES, — Kenyataannya, negeri ini dipenuhi oleh anak-anak berprestasi yang diberkahi akal cemerlang. Namun tak sedikit dari bibit-bibit emas tersebut terpaksa memutus asa mereka karena terkendala biaya pendidikan yang kian melangit.
Ialah Ali Akbar salah satu anak yang berprestasi dari sekian banyak siswa berprestasi di daerahnya. Meskipun berasal dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan, tak surutkan niat remaja itu untuk berprestasi, lihat saja jajaran piala yang dipajang di rumahnya. Bermacam perlombaan telah dimenangkan. Diantaranya Juara 1 bidang olahraga, Juara 1 tahfidz tingkat kecamatan, bahkan ia menjadi bintang di kelasnya.
Pun adik-adiknya yang kini duduk di bangku SLTP dan SD, keduanya tak kalah membanggakan keluarga sederhana ini. Sama-sama menonjol di bidang akademik dan kegiatan non formal lainnya.
Latar belakang ekonomi yang terbatas tidak membuat kedua orang tua tak patah arang. Sang ayah pergi pagi, pulang petang, bekerja mencari tambahan penghasilan. Dan berharap dapat menambah untuk biaya sekolah anaknya dengan berkerja sebagai tukang asongan di tempat ramai di Kecamatan Majalaya.
Tak jarang karena usahanya yang terlalu keras, akhirnya berdampak buruk pada kesehatan sang ayah. “Saya sering kasian dengan bapak, Cep (‘Nak: dalam bahasa Sunda, Red). Kadang bapak suka sakit, bahkan sempat tidak sadarkan diri akibat gejala stroke dari darah tinggi sebulan kemarin. Jadi saya suka khawatir,” kisah sang istri ketika tim survei mengunjungi kediamannya.
Bersamaan dengan diterimanya kuitansi bukti pembayaran sekolah anaknya, terucap doa sekaligus harapan atas pendidikan anaknya. “Mudah-mudahan banyak donatur yang menyalurkan donasi di Sinergi Foundation, sehingga dapat menolong biaya pendidikan anak-anak dari keluarga tak mampu lainnya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.” [Nurma]