Mengabdi di Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC), selalu membawa pengalaman tersendiri bagi saya. Misalnya, saat bersilaturahim ke rumah salah seorang member, saya dibuat diam tak bergeming melihat kesedihan sang ibu tetiba meledak karena saya menanyakan kabar. Padahal itu hanyalah sekadar pertanyaan biasa yang ia lontarkan pada semua orang yang ia temui.

Namun, tidak bagi ibu tersebut. Pelan tapi pasti, air matanya mengalir membentuk sungai kecil di kedua pipinya. Jatuh terisak-isak. Ia mengatakan bahwa selama ini tak ada yang sukarela menanyakan kabarnya, apa yang tengah ia rasakan, dan sakit apa yang ia alami selama kehamilan. Saat melihat member, baik yang menangis haru atau bahagia, entah mengapa saya turut merasakan perasaan itu. Kebahagiaan member kebahagiaan saya juga.

Bukan hanya melihat kondisi member, saya juga bersyukur dipertemukan dengan orang-orang hebat, rekan seperjuangan yang gigih dan ikhlas dalam melakoni pekerjaannya. Tak sedikit dari mereka yang justru memberikan porsi layanan kesehatan lebih dari yang bisa saya berikan.

Melihat rekan kerja saya bekerja dengan penuh keikhlasan dan dedikasi adalah kebahagiaan yang sulit sekali didefinisikan. Artinya, kami sama-sama sudah tak lagi mempertanyakan maksud keberadaan masing-masing berada di RBC.

Sejak kelahirannya 11 Oktober 2004 lalu, hingga kini, 13 tahun setelahnya, RBC tak berhenti, terus menebar energi positif, melalui pelayanan non-stop 24 jam bagi ibu dan anak dari kalangan lemah. Sepanjang masa itu pula, selama 7 hari sepekan, 24 jam sehari, tak ada cerita berhenti melayani kaum pinggiran. RBC menjadi saksi kelahiran bayi mungil dari keluarga kurang mampu, yang tengah berkutat dengan problem kemiskinan di negeri ini, yang jumlahnya mencapai lebih dari 7 ribu jiwa.

Bertemu dengan orang-orang yang tulus ikhlas juga kebahagian yang tak dapat dilukiskan. Sebab artinya, ia dan kawan-kawan di RBC telah mengetahui tugas mulia yang dijalani, segala risiko, dan balasan yang diberikan Allah. Melalui kesamaan perasaan, visi, dan tujuan itulah saya merasakan satu kebahagiaan yang tak dapat digantikan dengan materi.

Saya ini selalu bangga dengan RBC, bangga sebagai amil. Saya menanamkan ke dalam diri bahwa pekerjaan ini adalah amanah zakat yang harus sampai pada mustahik. Kalau sekadar menyalurkan, belum tentu manfaatnya yang diterima akan lebih baik dari nilai uangnya.

Maka 13 Tahun berkiprah, tentu sudah saatnya meniti tangga berikutnya. Tangga yang lebih dari sekadar mengelola dengan profesional dan melayani dengan maksimal. Dedikasi untuk Ibu dan Generasi pun frasa yang menjadi konsensus bersama. Tagline ini menjadi ruh sekaligus do’a pengharapan, agar inisiatif yang bukan lagi di dataran wacana ini terus menggelinding, membesar, dan menjadi bagian dari solusi yang berarti untuk nafas zaman.

Kami, yang hendak mengabdi semaksimal mungkin untuk para kaum papa, siap meniti anak tangga berikutnya. Ide membangun RS Wakaf Ibu dan Anak (RSWIA), yang lahir dari rahim RBC, menjadi rencana berikutnya. Kami optimis maslahat akan semakin tersebar. Tak bisa sendiri, kami pun memerlukan kontribusi Anda semua. Wallahu a’lam. []

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!