Paradigma wakaf di masyarakat harus berubah, yakni wakaf sebenarnya harus produktif, bukan sekadar yang bentuknya sosial. Karena wakaf yang produktif, nilai kemanfaatannya berlipat ganda, tetapi prinsipnya tetap terjaga. Demikian sepenggal latar belakang diinisiasinya program Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park yang diungkapkan, Direktur WakafPro-Sinergi Foundation Asep Irawan.
“Wakaf merupakan salah satu filantropi Islam yang bisa menjadi pilar ekonomi Islam, dan aset utama yang potensinya jauh lebih besar untuk kemashlahatan umat,” terang Asep dalam acara konferensi pers 3rdInternational Islamic Philanthropy, Senin (02/03/2015).
“Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park diluncurkan pada Desember 2013 lalu. Hal ini berangkat dari keterbatasan lahan pemakaman di perkotaan dan tingginya biaya pemakaman, sehingga sangat memberatkan untuk kaum dhuafa, khususnya,” lanjutnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Alhikmah, luas kawasan FMP dari target awal 31 hektar kini yang sudah tercapai sekitar 7 hektar, dan sudah ada 20 orang wakif dan 3 orang kaum dhuafa yang dimakamkan di lahan ini. Pemakaman ini, dipersiapkan untuk wakif, keluarga wakif, dan orang yang tidak mampu. Sampai saat ini sekitar 750 orang sudah menjadi wakif artinya sudah 15% dari target tahun 2014.
Keberadaan Pemakaman FMP ini akan dijadikan kawasan terpadu. Di antaranya terdapat kawasan masjid dan pesantren. Lalu pemberdayaan masyarakat melalui lahan pertanian sekitar 5 hektar, di bidang peternakan yang fokus pada ternak hewan domba dan kambing dengan target menghasilkan 5000 ekor.
Menurut Asep, keberadaan pemakaman muslim FMP ini merupakan aset sosial masyarakat Jawa Barat. Hal ini diharapakan bisa menjadi target visitasi peserta seminar, sebagai salah satu bukti nyata inovasi program filantropi Islam di negeri ini, bahkan di Asia Tenggara. “Yah, kami harapkan program ini dapat menjadi inspirasi model inovasi filantropi Islam di negaranya masing-masing,” tandas Asep.