Al Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan sebagai mukjizat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Diturunkan secara mutawatir (bersambung) dengan perantaraan Malaikat Jibril, Al Quran menjadi penyempurna risalah dakwah Islam dan bernilai pahala serta pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.

Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa sallam bersabda, “Amalan puasa dan membaca Al Quran akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat… Dan Al Quran berkata: Aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanya pun diizinkan memberi syafaat.” (HR Ahmad, Shahih At Targhib: 1429)

Kehadiran Al Quran, sejatinya bukan hanya membantu manusia untuk menambah amal kebaikan saja. Melainkan juga sebagai petunjuk (hudan), penjelas (bayyinaat), pembeda (furqan) serta pedoman bagi umat manusia dalam tatanan kehidupan di dunia. Sebab, di dalam Al Quran termaktub berbagai risalah kehidupan.

Mulai dari ibadah, amaliyah (perbuatan) manusia, hari akhir, kisah-kisah umat terdahulu, kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada rasul-rasulNya, sejarah, hingga ilmu pengetahuan.

Maka dalam membaca Al Quran juga harus diikuti perasaan khusyu dan dibaca dengan tartil. Bahkan jika bisa, dibaca sembari tadabur dan tafakur (Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi, kitab Fadhilah Amal).

Maksudnya adalah, membaca dengan memperhatikan dengan teliti makna dan maksud dari sebuah lafadz. Juga merenung, memikirkan, hingga menimbang dengan sungguh-sungguh apa yang terkandung dalam Al Quran berkaitan dengan semesta dan kehidupan.

Misalnya menjumpai ayat yang membahas tentang karunia rahmat Allah, hendaknya kita berdoa agar mendapatkan karunia tersebut.

Begitu pun saat menemui ayat yang mengandung ancaman dan azab Allah. Maka panjatkanlah doa untuk meminta perlindungan kepada Allah, sebab, Allah lah sebaik-baiknya Pelindung dari keburukan.

Atau, ketika bertilawah pada ayat-ayat yang menggambarkan kebesaran dan kekuasaan Allah, maka ucapkan kalimat tasbih.

Adab dan Etika ketika Tilawah Al Quran

Betapa mulia dan luar biasanya Al Quran sehingga ketika berinteraksi dengannya haruslah memperhatikan adab. Apa sajakah adab tersebut? Simak penjelasannya ya Sahabat,

1. Membaca dalam keadaan duduk tenang dan telah bersuci

2. Bertilawah dengan tartil dan tidak terlalu cepat, sehingga dapat menghayati ayat yang dibaca
Dianjurkan untuk mengkhatamkan minimal 3 hari. Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang membaca Al Quran (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad)

3. Membaca Al Quran dengan khusyu’ hingga menitikkan airmata, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan
Meski begitu, tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Hendaknya saat bertilawah dengan membaguskan suaranya
Maksudnya adalah membaca Al Quran dengan bacaan yang jelas, terang makhraj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, dan tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Jadi, tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Membaca Al Quran dimulai dengan isti’adzah
Allah Ta’ala berfirman, “Dan bila kamu akan membaca Al Quran, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaitan yang terkutuk.” (QS An Nahl: 98)

Demikian Sahabat, adab-adab ketika berinteraksi dengan Al Quran. Semoga kita bisa mengevaluasi diri, sehingga dapat bertilawah dengan lebih baik. Aamiin. (Source: dbs)

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!