Meski lelah tergurat di wajah Bu Pani Apiani, namun tak pernah sekali pun Pani mengeluh tentang kehidupan.

Bahkan ketika masuk ke ruang Sinergi Pelayanan Masyarakat (SPM) untuk mengajukan bantuan, Bu Pani masih sempat bertanya kabar dan mengajak bercanda petugas.

Padahal di pundaknya yang kecil, Bu Pani menanggung sebagian peran sebagai pencari nafkah. Baik itu menjadi buruh cuci atau berjualan gorengan.

Suami Bu Pani menderita penyakit jantung, jadi meski bekerja sebagai kuli bangunan namun upah yang diperolehnya sangat kecil karena hanya melakukan pekerjaan yang ringan.

Anak sulungnya pun masih mencari pekerjaan setelah dirumahkan akibat pandemi.

Karena itu, paket bantuan berupa sembako sangat disyukuri Bu Pani. Ketika dirinya pulang dengan uang recehan, masih ada bahan pokok yang bisa dimanfaatkan untuk mengganjal perut yang lapar..

“Terima kasih kepada para donatur yang membantu saya dan keluarga. Semoga Allah balas segala kebaikan bapak ibu semua,” tukasnya.

Sahabat, meski wabah telah berlalu namun dampaknya masih dirasakan keluarga dhuafa. Jangan biarkan mereka berjuang sendiri, mari bantu dengan menunaikan zakat!

KLIK bit.ly/sinergizakat

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!