SF UPDATE — Bagi lembaga Pengelola WaZIN (Wakaf, Zakat, Infaq -Sedekah) Sinergi Foundation (SF), 2015 adalah tahun kemandirian. Menyongsong Fajar 2016, SF merilis sejumlah capaian yang dilakukan per tahun 2015, berupa infografis program penyaluran, amanah segenap insan peduli.
Jika ditanya ‘jejak langkah apa yang sudah ditorehkan di ranah kemanusiaan?’ Direktur Sinergi Foundation, Asep Irawan mengatakan, bahwa apa yang SF lakukan belum ada apa-apanya dibanding samudera persoalan yang masih membelit masyarakat kebanyakan di negeri ini.
Di ranah pendidikan, lanjut Asep, ikhtiar dalam program Beasiswa Pemimpin Bangsa (BPB), sebuah program beasiswa pendidikan terpadu dengan sistem asrama, bagi mahasiswa berprestasi di Perguruan Tinggi Negeri,alhamdulillah terus berjalan. Mekanisme seleksi tentu dibuat sedemikian rupa, berdasarkan prestasi, juga tingkat kedhuafaan.
Hingga kini, masih menurut Asep, angkatan ke-5, dari jumlah ratusan yang mendaftar, 76 mahasiswa saja yang lolos hingga seleksi akhir. Mereka tersebar di lima Perguruan Tinggi Negeri: ITB, UNPAD, UPI Bandung, UIN SGD Bandung, Universitas Indonesia (UI) Depok.
“Saat ini, 17 di antara penerima manfaat telah menyelesaikan masa studi dari Kampus masing-masing. Mereka tersebar di pelbagai instansi, perusahaan, pun sebagai entrepreneur di bidangnya,” katanya.
Di aspek kesehatan, Asep melanjutkan, Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) menginjak 11 Tahun usianya. Jika diakumulasikan sejak pendiriannya tahun 2004 lalu, Asep mengklaim, sudah sekitar 120 ribu kasus kesehatan ibu dan anak dari kalangan lemah terlayani, mencakup: Pemeriksaan kehamilan, Persalinan, Pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, dan Imunisasi.
Di ruang pemberdayaan ekonomi masyarakat, masih menurut Asep, Pilot Project program Lumbung Desa berjalan di Kampung Cibaeud, Desa Lengkong Jaya, Cigalontang, dan Tasikmalaya.
“Aktivitas program yang dijalankan berbasis kewirausahaan sosial, berupa pembangunan lumbung, pengadaan mesin Huler, plus permodalan kelompok mitra petani dengan pola Qardhul Hasan, yang diharapkan dapat digulirkan secara produktif dan berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat setempat,” katanya.
Lumbung Desa sendiri adalah sebuah gagasan yang diinisiasi SF, sebagai upaya mengembalikan desa kepadakhittah-nya: Desa sebagai sumber pangan Indonesia, yang diharapkan dapat mengangkat harkat dan martabat desa, khususnya para petani.
Di ranah pengembangan wakaf, Asep menyampaikan, bahwa Sinergi Foundation kerap didaulat untuk berbagi pengalaman di berbagai forum nasional, pula internasional.
“Pada 3 Maret 2015 lalu, misalnya. Mewakili SF, saya diundang sebagai narasumber pada 3rd International Islamic Philantrophy Seminar di Bandung, yang menghadirkan perwakilan Lembaga Filantropi lintas Negara. Saat itu, Program Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park menjadi primadona seminar, bahkan menjadi agenda khusus kunjungan di hari terakhir perhelatan itu,” ungkap sosok yang kerap disebut-sebut sebagai salah seorang WakafPreneur di Indonesia ini.
“Mohon doa dan dukungan selalu dari segenap insan peduli, agar di waktu mendatang SF bisa terus istiqamah, tunaikan amanah. Amiin,” pungkas Asep. (Emha/alhikmah)