SF UPDATE –, Hari ini, membayangkan entitas bisnis yang peduli dengan lingkungan sekitar bukan lagi barang langka. Corporate Social Responsibility (CSR) telah menjadi satu kesatuan dalam proses bisnis di sebagian perusahaan swasta ataupun milik negara di negeri ini. Tak terkecuali PT Astra Honda Motor (AHM).
Rabu 2 Desember 2015 lalu, PT AHM melalui Yayasan Astra Honda Motor (YAHM), menggandeng Sinergi Foundation meluncurkan program Waserba “Sahate”. Berlokasi di Jl. Raya Cikopek-Cigelam, Bungursari, Purwakarta, peluncuran Waserba Sahate oleh Wakil Ketua Yayasan Astra Honda Motor I Putu Astawa dan ketua Yayasan Semai Sinergi Umat (Sinergi Foundation) H. Sepriyanto disambut antusias warga dan tokoh masyarakat setempat.
Waserba “Sahate” sendiri merupakan program penyediaan bahan kebutuhan pokok bagi masyarakat, berbasis kewirausahaan sosial. Selain sembako, sedianya Waserba Sahate juga memfasilitasi penjualan produk-produk usaha lokal olahan rumah tangga masyarakat sekitar.
“Sebagian dari keuntungan pengelolaan warung serba ada ini akan didedikasikan untuk program-program sosial masyarakat, seperti: beasiswa, pemeriksaan kesehatan gratis, dan program-program sosial lainnya. Karenanya, dengan belanja di sini pembeli sudah sekaligus beramal, ” Kata Wakil Ketua Yayasan Astra Honda Motor I Putu Astawa, dalam sambutannya.
Putu menambahkan, bahwa Waserba “Sahate” di Cigelam ini merupakan pilot project yang akan menjadi percontohan program serupa di tempat-tempat lain di belahan negeri.
“Jika waserba berbasis kewirausahaan sosial ini berhasil, maka tidak menutup kemungkinan program sejenis juga akan dilakukan dalam skala yang lebih besar, di tingkat nasional, ” tegas Putu.
Senada dengan I Putu Astawa, Ketua Yayasan Semai Sinergi Umat (Sinergi Foundation) H. Sepriyanto Tanjung mengatakan, bahwa keberadaan Waserba Sahate merupakan upaya bersama untuk meningkatkan posisi tawar dan daya beli masyarakat bawah.
“Problem masyarakat kecil itu kan jika di hulu ia tak punya posisi tawar dari sisi harga jual produk, sementara di hilir mereka tak memiliki kemampuan atau daya beli yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi, ” Kata Sepri.
Dengan keberadaan Waserba Sahate yang berbasis kewirausahaan sosial, Sepri berharap rantai suplai produk usaha olahan rumah tangga bisa dipangkas tanpa melalui perantara.
“Sehingga mudah-mudahan berpengaruh terhadap harga jual yang bisa lebih meningkat secara proporsional. Karenanya diharapkan pula berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat,” Pungkas Sepri. (emha/sf)