Bandung masih senyap. Lepas Subuh,  jelang matahari menyemburat sinarnya,  gema takbir tak berhenti mengalir dari corong-corong pengeras suara. Allahu Akbar Allahu Akbar Laa Ilaaha illallahu Allahu Akbar. Allahu Akbar walillaahilham… Pun demikian  di halaman masjid perkantoran dan pusat perbelanjaan termegah di Parijs van Java, Masjid Trans Studio Bandung.

Ribuan Jamaah tampak memadati ruang-ruang yang sengaja disediakan untuk menunaikan shalat Idul Fitri berjamaah, sekaligus menyimak khutbah Id yang disampaikan Ulama kharismatik, Ketua Umum MUI Kota Bandung, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl, Jumat (17/7/2015).

Dalam khutbah Idnya yang  bertajuk “Jujur adalah Kunci Kesuksesan dan Kebahagiaan”, Kyai Miftah menyampaikan bahwa ibadah yang baik itu selain berhasil mendapat Ridla atau pahala dari Allah Swt, juga harus memberikan dampak bagi peningkatan kesalihan pelakunya. “Kesalihan secara spiritual dalam bentuk kesungguhan dalam mengamalkan ibadah -ibadah mahdlahmaupun kesalihan sosial dalam bentuk perilaku yang baik, manfaat dan maslahat bagi sesama manusia. Bahkan baik dan bermanfaat untuk semua makhluk Allah,  termasuk dengan flora dan fauna,” ungkap Kyai Miftah,  yang juga aktif sebagai Ketua Dewan Pembina Sinergi Foundation ini.

Mengutip Surat Al Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa,” Kyai Miftah mengajak kaum muslimin untuk melakukan muhasabah, membaca dan menyadari kelemahan diri. “Marilah dengan jujur kita mengakui atas segala dosa dan kelemahan serta kekurangan kita. Bukan untuk disesali, tapi kita perbaiki,” ungkapnya.

Masih menurut Kyai Miftah,  bahwa salah satu masalah bangsa yang harus disikapi secara serius dewasa iniadalah menyangkut akhlak bangsa,  terkhusus yang menyangkut kesalehan sosial.

“Bangsa ini sedang mengalami krisis kesalehan sosial. Orang yang tidak jujur sangat banyak, bahkan di mana-mana. Kejujuran sering menjadi barang langka. Padahal kejujuran adalah esensi penting dari ajaran Islam,” lanjutnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Unisba ini menukil pesan-pesan Rasulullah Saw tentang kejujuran. Misalnya dalam Hadist Riwayat Ahmad,  Shahabat Anas berkata: Hampir tidak pernah Rasulullah berkhutbah, menyampaikan pesan moral kepada kami, kecuali di dalamnya ada pesan: Tidak ada Iman bagi orang yang tidak jujur . Dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memenuhi janji.

Dalam Hadits lain, seperti disampaikan Kiyai Miftah, ketika seseorang bertanya kepada Nabi tentang apa yang harus dilakukan untuk menjadi seorang muslim, beliau bersabda: Nyatakan olehmu bahwa aku beriman kepada Allah. Kemudian, setelah itu kamu jangan bohong.

“Pesan-pesan moral Rasulullah Saw tentang kejujuran berulangkali disampaikan oleh beliau kepada umatnya, sehingga terkesan bahwa iman dan kejujuran itu melekat tidak bisa dipisahkan. Kalau seseorang itu benar-benar beriman, pasti ia jujur. Dan kalau ia tidak jujur berarti ia tidak beriman,” ungkapnya, lagi.

Menurut Kyai Miftah, hidup jujur di tengah-tengah masyarakat yang biasa tidak jujur itu berat. Tapi, ia meyakinkan, ”Untuk membangun budaya jujur kita perlu siap dan berani mengambil resiko rugi asal dengan jujur. Daripada untung dengan tidak jujur. Bahkan kita harus ridla kalah tapi jujur, daripada menang tapi dengan tidak jujur. Kalau kita senantiasa jujur dalam setiap langkah, insya Allah kita akan meraih keberkahan dalam segala aspek kehidupan kita,” pungkasnya

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!