Kalau bermain ke bantaran Citarum, Sahabat bisa melihat air keruh kecoklatan mewarnai sungai terpanjang di Jabar ini. Di tepiannya, sampah-sampah menggunung. Limbah dan sampah yang menjadi masalah utama, meracuni Sungai Citarum dan membuat sungai ini tercemar berat.
Hal ini kian diperparah dengan alih fungsi lahan, sehingga ia tidak bisa menjaga sirkulasi proses penyerapan air hujan ke dalam tanah.
Tak heran jika pemukiman di dekat Citarum selalu menjadi langganan banjir. Apalagi di musim penghujan. Curah hujan tinggi di wilayah Bandung Raya menyebabkan anak sungai Citarum meluap ke pemukiman warga dan menutup akses lalu lintas.
Atas kondisi ini, Sinergi Foundation bersama Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mencoba memberikan solusi. Sebanyak 600 bibit bambu ditanam di sektor 7 DAS Citarum, Senin (15/1/2018). Wilayah ini pun sekaligus menjadi arboretum untuk 21 jenis bambu yang dibawa langsung dari Lumbung Bambu Sinergi Foundation di Selaawi Garut.
Bambu merupakan salah satu tanaman yang dinilai cocok memperbaiki kondisi hulu sungai yang saat ini telah banyak mengalami kerusakan akibat banjir bandang. Jenis tanaman ini memiliki sifat perakaran yang serabut, sehingga mampu mengurangi risiko erosi, banjir, dan longsor.
Tak hanya itu, penanaman bambu mampu mencegah agar sumber mata air tidak hilang karena tanaman ini mampu mengonservasi air. Dalam jangka panjang, kelangsungan air pun dapat terjaga walau terjadi kemarau yang lama.
Masya Allah, ternyata banyak sekali ya manfaat bambu. Kita doakan yuk semoga Citarum bisa kembali lestari!