Sahabat, pembuatan apartemen ikan menjadi penting kehadirannya. Sebab saat ini, sebagian besar perairan Indonesia tengah dalam kondisi over exploited (lebih tangkap), dan full exploited (padat tangkap) secara tidak ramah lingkungan.
Di perairan Jawa, misalnya, kerap ditemui alat tangkap seperti pukat hela (mini trawl). Alat ini tidak ramah lingkungan, karena merusak dan mengganggu kehidupan biota laut. Pembuatan apartemen ikan pun hadir sebagai solusi.
Melalui pembuatan apartemen ikan, nelayan di Banyuwangi berkomitmen menjaga sumber daya kelautan. Ini ibarat investasi, agar di masa depan, laut tidak murka akibat tangan tak bertanggungjawab.
Apa Itu Apartemen Ikan?
Apartemen ikan merupakan rekayasa teknologi berbentuk apartemen atau piramida yang terbuat dari bahan ramah lingkungan. Fungsinya adalah untuk habitat baru ikan dan pengganti terumbu karang yang rusak.
Benda ini biasanya ditanam dalam perairan dengan kedalaman tertentu. Tidak bisa terlalu dalam, karena ia harus berada di tempat yang sinar mataharinya masih efektif untuk fotosintesis.
Jika pembuatan apartemen ikan ini berhasil, maka ia akan menjadi tempat atau rumah berlindung bagi koloni ikan. Selain itu, itu ia juga berfungsi menjadi tempat pemijahan telur ikan.
Pembuatan Apartemen Ikan Fish Bank di Banyuwangi
Saat ini, beberapa tempat telah mengembangkan apartemen ikan. Salah satunya di Pantai Bomo – Banyuwangi, di mana para nelayan binaan Sinergi Foundation membuat prototype original rancangan mereka sendiri dengan nama Fish Bank.
Tentu tidak langsung berhasil. Selama berbulan-bulan, para nelayan mengujicobakan pembuatan Fish Bank. Di mulai dari membuat dari berbagai macam kayu, plastik, hingga bahan kawat.
Tapi sejumlah instalasi rusak karena tak tahan terjangan ombak, air laut, dan cuaca yang tak mendukung. Dan beberapa di antaranya, malah ditinggalkan ikan karena materialnya tak disukai.
Setelah beberapa bulan, akhirnya desain akhirnya selesai. Fish Bank ini lain dengan rancangan apartemen ikan lainnya. Bentuknya piramida dan tanpa menggunakan plastik sama sekali, harapannya agar makhluk laut betah berada di dalamnya.
Beberapa bahan yang digunakan oleh nelayan Pantai Bomo di antaranya:
1. Batok kelapa: bahannya kuat dan tahan air asin. Kerap dipakai pula untuk media transplantasi terumbu karang.
2. Bambu: materialnya disenangi ikan dan tahan terjangan ombak.
3. Ijuk: bahan alami yang kuat dan baik dijadikan tali.
Sebanyak 240 modul kemudian ditanam di Pantai Bomo dan Pantai Badean di Banyuwangi. Dan alhamdulillah, sejak 2020, keberadaannya menghasilkan dampak yang sangat signifikan.
Dampak itu mulai terlihat saat muncul telur-telur gurita dan ikan yang menempel di Fish Bank. Lalu setelahnya, berbagai jenis ikan beragam warna yang berkumpul di sekelilingnya.
Ini membuktikan Fish Bank berhasil menjadi alternatif mengganti dan memperbaiki terumbu karang. Semoga setelah ini, laut bisa semakin lestari.
Anda ingin turut berkontribusi memberdayakan nelayan dalam program Fish Bank? Yuk donasi zakat di sini >>> KLIK DI SINI <<<