Bukan istri, anak, atau sanak saudara yang menemani Pak Nandut Samsu di hari tuanya. Hanya sebuah sepeda yang setia mendampingi setiap perjalanannya sehari-hari.
Termasuk ketika menyambangi kantor kami. Dengan sepedanya, ia menyusuri jalanan dari Kiara Condong demi sekantong bantuan sembako untuk menyambung hidup.
Bantuan tersebut menjadi satu-satunya harapan sebab ia sudah tak lagi dapat bekerja sebagai kuli bangunan seperti dahulu. Usia yang semakin renta membuat tubuhnya melemah, hingga ia tak mampu melanjutkan pekerjaan itu.
Ia tak memiliki siapapun untuk tempat bertumpu. Istrinya telah meninggal dunia, sementara anak-anaknya tinggal terpisah karena sudah berkeluarga.
Tapi, hidupnya masih tetap berlanjut, didukung kebaikan-kebaikan yang mengelilingi Pak Nandut. Khususnya kebaikan darimu, yang membuatnya tak harus melalui hari demi hari dengan perut kosong.