Sahabat, sebagai muslim, pastinya kita ingin dong punya bekal buat dunia, juga akhirat kita. Nah berwakaf sebagai salah satu amal jariyah dapat menjadi tabungan akhirat kita.

Hal itu karena harta/benda yang diwakafkan tidak boleh digunakan secara konsumtif. Tapi dikelola hingga menghasilkan suatu manfaat. Manfaat itulah yang kemudian disedekahkan pada kalangan yang membutuhkan, seperti yang diteladankan oleh Umar bin Khattab dalam hadits berikut;

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Umar pernah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, lalu ia menghadap Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mohon petunjuk beliau tentang pengelolaannya seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya mendapatkan tanah di Khaibar. Yang menurut saya, saya belum pernah memiliki tanah yang lebih baik daripada tanah tersebut.’

Beliau bersabda, ‘Kalau engkau mau, kau tahan pohonnya dan sedekahkan buah (hasilnya).’

Lalu Umar mewakafkan tanahnya dengan syarat pohonnya tidak boleh dijual, tidak boleh dihadiahkan, dan tidak boleh diwarisi. Hasil dari pohon tersebut disedekahkan kepada kaum fakir, kerabat-kerabat, budak-budak, orang-orang yang membela agama Allah, tamu, dan musafir yang kehabisan bekal.

Namun tidak masalah bagi pengurus wakaf untuk memakan hasilnya dengan baik dan memberi makan teman-temannya yang tidak memiliki harta. (Muttafaq ‘alaih. HR Bukhari, no. 2772; Muslim, no. 1632)

Begitu luar biasanya manfaat wakaf, hingga Rasulullah sangat menganjurkan setiap muslim untuk berwakaf sebagai bekal akhirat nanti.

“Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kepadanya.” (HR Muslim)

Source: dbs

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!