SF-UPDATES,– Jelang Idul Adha 1438 H, Sinergi Foundation kembali menyapa khalayak dengan inovasi program kurban plus penghijauan. Adalah Green Kurban, di mana dari satu hewan yang dikurbankan, turut ditanam satu pohon sebagai ikhtiar hijaukan bumi.

Kini, menginjak usia 4 tahun, Green Kurban kian memudahkan umat yang hendak melaksanakan ibadah kurban. Green Kurban hadir dengan layanan donasi online melalui website dan aplikasi.

“Caranya sangat mudah, cukup masuk website www.greenkurban.com lalu klik tombol ‘Kurban Now’, pilih jenis hewan kurban yang diminati, tentukan jumlah hewan kurban Anda, kemudian klik tombol ‘Kurban’, transfer pembayaran, dan klik ‘Konfirmasi Sekarang’. Setelahnya, pekurban akan menerima foto pendistribusian sebagai bukti bahwa amanahnya telah disampaikan kepada kaum muslimin yang berhak menerima,” jelas Deputi CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan.

Selain melalui website, tambahnya, masyarakat juga bisa melakukan transaksi donasi kurban melalui aplikasi ZakatApp. Aplikasi ini dapat didownload di Play Store–Google Play.

Hewan-hewan kurban ini, lanjutnya, akan didistribusikan di seluruh pelosok Indonesia. Green Kurban hadir didaerah-daerah minus di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua. Sedangkan di daerah Jawa Barat, titik penyebarannya ke desa-desa terpencil di daerah Kabupaten Bandung Barat, Subang, Sukabumi, Garut, Tasikmalaya, juga Ciamis.

“Wilayah yang menjadi perhatian utama kami adalah wilayah yang masuk kategori miskin-terpencil, rawan akidah, rawan gizi, konflik, dan wilayah minus lainnya di sudut-sudut negeri ini,” ujarnya.

Terhitung dari tahun 2013, program Green Kurban telah berkontribusi menanam 19.501 pohon produktif di sentra-sentra dakwah dan pesantren yang tersebar di Jawa Barat, seperti kawasan terpadu Firdaus Park di Kabupaten Bandung Barat, dan kawasan konservasi Gunung Batu Kacapi, Malangbong, Kabupaten Garut.

Pada perkembangannya, Asep hendak juga menanam pohon bambu sebagai ikhtiar pelestarian bumi. “Bambu memiliki banyak kelebihan, terutama karena tanaman ini mampu meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah hingga 240% dibandingkan dengan hutan pinus.”

Asep mengutip penelitian Prof. Koichi Ueda dari Kyoto University, bahwa sistem perakaran bambu monopodial sangat efektif dalam mencegah bahaya tanah longsor. Selain itu, hutan bambu juga dapat menyerap CO2 sebanyak 62 ton/ha/tahun. Pun, bambu melepaskan oksigen 355 kali lebih banyak daripada pohon yang lain.

“Selain penghijauan, tentu bambu dapat dimanfaatkan sebagai perkakas dan aksesoris. Sehingga akan membantu untuk membangun ekonomi masyarakat sekitar,” tandas Asep. []

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!