“Awas, Pak, hati-hati kayunya bolong.”

Peringatan semacam itu biasa terdengar saat ada orang yang berjalan melalui jembatan di Kampung Cikembang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Jembatan akan bergoyang mengerikan dengan lempengan-lempengan kayu yang bergerak seolah akan terlepas dari tempatnya setiap orang atau kendaraan motor melintas di atasnya.

Tapi warga tak punya pilihan lain, jembatan itu satu-satunya akses mereka. Setiap kali harus melewatinya untuk beraktivitas, hati mereka diliputi was-was.

Apa daya, sebagai warga kampung, mereka tak mampu jika harus menanggung biaya perbaikan jembatan.Padahal, ketiadaan jembatan yang layak dan aman di kampung mereka telah merenggut korban.

Tujuh tahun lalu, seorang ibu harus kehilangan nyawa setelah melahirkan. Jembatan yang rusak menghalanginya untuk mendapatkan pertolongan secepatnya.

Warga terus berharap peristiwa tersebut menjadi satu-satunya, dan tak perlu lagi ada korban jiwa yang harus jatuh akibat jembatan tersebut.

Sahabat, ini merupakan salah satu kisah yang dijumpai tim Sasaka saat melakukan survey ke desa-desa pelosok Indonesia.

Mohon doa dan dukungannya, Sahabat, agar Sasaka mampu terus menjangkau dan menghadirkan jembatan penyambung asa bagi banyak masyarakat Indonesia.

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!