Ina Marlina (40), seorang bidan yang sudah mengabdi selama 16 tahun di Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) ini, memaknai profesi bidan lebih dari sekadar pekerjaan.

Menurutnya bidan bukan hanya profesi, tetapi panggilan jiwa. Sebagai wanita, ghirah untuk menyelamatkan sesama wanita itu pasti ada. Begitu pulalah yang dirasakan oleh Bidan Ina.

Bekerja di sebuah klinik bersalin gratis yang hanya melayani pasien dhuafa, ribuan kisah pelik nan haru dari para ibu hebat yang ia layani hari demi hari adalah salah satu alasan yang berhasil menguatkannya untuk terus mengabdikan diri sebagai ‘Pahlawan Wanita’.

“Karena disini klinik bersalin yang melayani para dhuafa. Maka saat memberikan tindakan pada pasien, kita tidak perlu berpikir untung dan rugi. Karena disini tidak ada tuntutan pasien harus mengeluarkan kewajiban pembayaran pasca persalinan atau pelayanan”, kata Bidan Ina dengan bangga.

Maka tertunailah janji profesinya sebagaimana termuat dalam Sumpah Bidan saat ia di wisuda dulu, yaitu mengabdikan diri dalam pelayanan kesehatan tanpa membedakan pangkat, suku, dan bangsa.

Di Hari Bidan Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 24 Juni ini, ia turut berpesan kepada semua bidan.

“Bekerjalah dengan sepenuh hati. Karena kita adalah tenaga profesional pendamping wanita yang berjuang untuk menyelamatkan para ibu dan penerus generasi”, pesannya pada semua bidan.

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!