SINERGI FOUNDATION – Guru muda pondok pesantren Takwinul Ummah dan kobaran bara semangat.
Sekilas perawakannya tak terlihat seperti guru. Saat wawancara bersama Sinergi Foundation, ia tengah berselimut sarung, peci, dan sarengungan. Wajar memang, sebab Senin pagi (13/3) itu, kampung Cirancana begitu dingin.
Yang diwawancarai itu adalah Fikri Aziz Abdillah. Umurnya baru 19 tahun, atau kelahiran 2004 silam. Meski begitu, ia telah menjadi guru di Pondok Pesantren Takwinul Ummah, Kampung Cirancana, Kersamaju, Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.
Fikri mengajar fikih berdasar kitab Fathul Qarib, khat imla, dan tajwid. Alasan di balik mengapa pria asal Sukaresik, Tasikmalaya ini memutuskan jadi guru lantaran ingin memanfaatkan ilmu.
“Motivasi saya menjadi seorang guru, saya ingin memanfaatkan ilmu dari guru saya. Ustaz mah gelar bonus,” ujar Fikri.
Selama menjadi guru, kesan Fikri campur aduk. Kadang kala senang, sesekali juga merasakan sedih. Senangnya bisa mengamalkan ilmu, sedihnya saat apa yang ia sampaikan, santri tidak paham.
Kisah Suwardi dengan Perjuangannya Melipat Jarak Antara Lembang-Cisaranten
“Tapi ada sisi sedih juga, ya, mungkin cara saya mengajar kurang efektif,” sesal Fikri.
Untuk mengatasi hal itu, Fikri menyiasatinya dengan cara terus menempa diri dengan setiap pelajaran yang diembannya.
“Untuk menutupi kekurangan tersebut saya terus belajar, murajaah (mengulang), mutalaah (menelaah, muzakarah (mengingat),” lanjutnya.
Sahrul Gunawan Apresiasi Kolaborasi SF dengan MIW untuk Santuni 2 Ribu Yatim-Dhuafa
Lawatan Sinergi Foundation ke Ponpes Takwinul Ummah, Fikri sampaikan rasa syukur juga terima kasih pada kebaikan donatur yang telah menitipkan donasi ke SF.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur mendapat bingkisan melalui Sinergi Foundation. Untuk donatur mudah-mudahan rezekinya semakin Allah lapangkan,” tutup Fikri seraya tersenyum.
