Tak perlu menjadi kaya untuk gemar bersedekah. Prinsip itulah yang dipegang Pak Supangat (50), Nelayan asal Desa Badean, Kab. Banyuwangi.
Setiap ada yang datang ke rumah biliknya, ia tak segan menyiapkan makanan sederhana, entah hasil olahannya sendiri ataupun beli dari jualan tetangga. Dengan penuh keceriaan, ia menyambut setiap tamu yang datang, bahkan sampai membekali oleh-oleh hasil tangkapan melautnya. Ternyata memang begitu kebiasaannya, ungkap temannya.
(Foto : Pak Supangat saat berada di teras depan rumahnya)
Namun nampaknya hidup tak seindah canda tawanya. Pak Supangat, seorang single parent yang ditinggal meninggal oleh istrinya sejak 25 tahun itu harus menghidupi ketiga anaknya dengan segala keterbatasan.
Sudah lebih dari 30 tahun ia menjadi nelayan. Perjuangannya mengumpulkan uang untuk membeli perahu selalu terbentur dengan kebutuhan dasar keluarga.
Hidup miskin di tengah negara yang 70% nya berupa lautan adalah fakta paling menyakitkan dari kehidupan para nelayan di Indonesia. Meski terlihat gagah menerjang ombak, mereka kerap dibenturkan dengan banyak persoalan. Salah satunya adalah banyak dari mereka yang tak bisa memiliki perahu sendiri.
(Foto : Pak Supangat dengan perahu pinjaman milik teman nelayan)
Sebab menjadi nelayan berarti harus siap dengan pasang surut ekonomi. Hasil tangkapan mereka amat berpengaruh pada perubahan iklim. Juga tentu saja peralatan yang digunakan, salah satunya perahu / kapal.
Pak Supangat sendiri pernah mengalami hal mengerikan soal itu. Dulu ia pernah menumpang di kapal yang kondisinya sudah tak baik. Akibatnya saat diterjang ombak, ada bagian di perahunya yang patah dan mesinnya pun mati.
(Foto : Pak Supangat berfoto dengan hasil tangkapan milik temannya)
Kini, besar harapannya ia bisa mempunyai kapal berjenis fiber yang lebih besar dan kuat. Ia pun berniat mengajak para pengangguran di desanya untuk bisa memperoleh penghasilan dari melalut.
Kami mengajak para dermawan sekalian untuk membantu Pak Supangat, sosok nelayan dermawan yang sedang berjuang mengumpulkan pundi-pundi uang agar bisa lebih besar menebar manfaat untuk sekelilingnya.
Adapun uang yang dibutuhkan untuk membeli perahu impiannya berkisar Rp 35 Juta. Yuk Sahabat, buktikan bahwa kedermawanan Pak Supangat bisa berbalik positif dalam kehidupannya dengan kekuatan donasi kita!