Manusia cenderung menyukai sesuatu yang baru dan segar, termasuk hadirnya tahun yang baru, akan membawa nuansa perubahan dalam memacu karya nyata dan prestasi hidup. Tahun 2013 telah berlalu, tentunya banyak peristiwa yang telah kita lewati. Romansa hidup penuh warna, ada suka terkadang duka silih berganti.

Tawa bahagia yang dilalui kemarin, hendaknya menjadi ajang rasa syukur kepada-Nya. Sebaliknya, terpaan masalah, kegagalan, ujian, serta cobaan hidup kiranya menjadi sarana pendewasaan diri, memperkaya pengalaman dan upaya berselancar mereguk hikmah dalam mengawali sebuah lembaran baru.

Diantara kita, muncul beragam cara menyikapi pergantian tahun. Ada yang sujud penuh syukur ketika memasuki detik-detik pergantian tahun, duduk dalam keheningan malam menerawang secara jernih seraya menengadahkan tangan mengharap bimbingan-Nya dalam memasuki tahun depan.

Namun disaat yang sama, tidak sedikit diantara kita yang terlena dalam kenikmatan semu di malam tahun baru dengan hiruk pikuk dan gemerlap pesta kembang api. Bagi orang yang ingin selalu maju, tak ada istilah berhenti, karena berhenti berarti mati.  Kesuksesan adalah milik orang-orang yang berani berubah dan bergerak menuju titik yang lebih baik.

Menarik jika kita mengkaji kisah Rasulullah dan sahabat. Sejarah hadir di masa lalu untuk pembalajaran bagi langkah kita hari ini dan esok hari. Bagaimana Umar r.a berhijrah (berubah). Di saat orang lain sembunyi-sembunyi untuk berhijrah karena takut diketahui kaum musyrikin Quraisy, Umar malah berhijrah terang-terangan.

Dia datang ke tengah-tengah pasar dan berteriak lantang, “Hari ini aku akan berhijrah. Barang siapa yang ingin menjadikan ibunya kehilangan putranya atau ingin anaknya menjadi yatim, silakan menghadang aku di belakang lembah ini.” Mau berubah itu butuh keberanian.

Tahun baru patut diisi dengan resolusi baru. Membuat aksi nyata untuk memperbaiki diri, keluarga, tetangga hingga masyarakat, sambil merenungkan apa yang telah kita lakukan dan langkah apa yang selanjutnya akan kita lakukan? Karena hakikat tahun baru merupakan moment perpindahan ke arah yang lebih baik, perpindahan dari kekufuran kepada keimanan, dengan meningkatkan semangat dan kesungguhan dalam beribadah.

Perpindahan dari kotak kebodohan kepada peningkatan ilmu, dengan mendatangi majelis-majelis ilmu untuk menumbuhkan jiwa pembelajar. Perpindahan dari kemiskinan kepada kecukupan secara ekonomi, dengan kerja keras dan doa.

Saatnya umat Islam bangkit sebagaimana harapan ideal al-Qur’an. Pertama, menjadi umat terbaik (Khoiru Ummah) ( QS: Ali Imran: 110) yang dilahirkan manusia untuk menyeru kepada kebaikan, konsisten mencegah kemunkaran. Kedua, umat yang menjadi bersatu padu (ummatan waahidatan) (QS: Al-Anbiya: 92), karena sehebat apapun jika tidak bersatumaka akan lemah dan rapuh. Ketiga umat yang menjadi penengah (ummatan wasatho) (QS: Al Baqarah: 143) yakni pemberi solusi atas segala permasalahan umat. Wallohu ‘Alam. (Taufiq Hidayat)

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!