Masa tua seperti ini pasti bukanlah yang ada di bayangan Bu R. Linne dulu. Yang ia inginkan, pastilah menikmati masa senja penuh kehangatan dikelingi anak-anaknya.

Sayang, kenyataan yang tersaji lebih menyedihkan. Ia harus menerima hanya menghabiskan usia senjanya hanya berdua dengan anak bungsunya.

Tiga anaknya yang lain hidup dengan keluarga masing-masing, tak banyak memberikan perhatian kepada ibu tercinta. Sebab sejak kecil, setelah Bu Linne dan suaminya bercerai, anak-anak itu lebih banyak diurus sang ayah. Maka, tak banyak jejak kedekatan emosional yang terjalin di antara ketiga anak itu dengan ibunya.

Bu Linne menggantungkan hidup pada pekerjaan anak bungsunya di perusahaan travel, dengan upah 65 ribu/hari. Jatuh bangun sang anak menghidupi dirinya dan sang ibu. Beberapa kali, ia juga harus menerima kenyataan berpindah-pindah pekerjaan karena kontrak yang tak diperpanjang. Bu Linne tak banyak bisa membantu. Penyakit diabetesnya menghambat ia untuk bekerja dengan produktif.

Alhamdulillah, uluran tangan dari Sahabat yang menyalurkan zakat melalui Sinergi Foundation turut membantu penuhi kebutuhan dasar ia dan anaknya sehari-hari.

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!