Tidak ada kata menyerah dan lelah dalam kamus kehidupan Bu Apon. Meski sudah tergolong lansia, dengan usia yang menginjak kepala 6, ia tak berhenti bekerja keras setiap hari.
Statusnya sebagai janda, dan hidup bersama anak lelakinya yang disabilitas, membuat Bu Apon harus memikul beban hidup keluarga seorang diri. Ia memang memiliki seorang anak lagi. Namun, anaknya itu harus berjuang untuk memenuhi tanggungan hidup keluarga kecilnya sendiri.
Bu Apon mengisi hari-harinya dengan perjuangan mengais pundi-pundi uang. Ia menjajal segala usaha, mulai dari menjual peyek milik orang, menjadi ibu rumah tangga harian di rumah tetangga, hingga menggantungkan harapan pada bantuan para dermawan. Di tengah semua itu, ia tetap membagi waktu untuk merawat anaknya yang mengidap disabilitas. Meski usia anaknya telah menginjak 30 tahun, keterbatasan sang anak membuatnya masih harus bergantung pada perawatan ibunya.
Sahabat Sinergi, Bu Apon adalah satu dari sekian banyak penerima manfaat yang masuk dalam prioritas utama penyaluran dana zakat. Ketegaran dan keikhlasannya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap kebaikan yang kita salurkan, sekecil apapun itu, bisa menjadi cahaya harapan bagi mereka yang sedang berjuang.