SF Update — Rizki Agis nama lengkapnya. Beranjak remaja, 15 tahun usia dia. Siswa SMP asal Kampung Jareged, Sariwangi, Tasikmalaya itu kini tergolek tak berdaya di ruang khusus penyakit dalam, Frasia, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, setelah selama 2 pekan dirawat intensif di HCCU, masih di tempat yang sama.
Menurut Nia Kurniasih, sang Ibu, sudah sejak terlahir ke dunia, Agis memang divonis mengidap kelainan jantung. Namun, selama belasan tahun terlewati, Agis tak begitu merasakan sakit yang berarti. Sampai satu waktu, di pengujung tahun 2014 ini, jantung Agis terasa sesak. Sesak yang teramat sangat. Nafasnya kembang kempis, tersengal-sengal, tak beraturan.
Maka sang ayah, Anang Sunaryo yang bekerja sebagai buruh serabutan, dan sang ibunda bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat. Di sana Agis diberi bantuan pernafasan dengan oksigen, namun tak lama. Pihak Rumah Sakit merasa tak sanggup menangani Agis, dengan perlengkapan medis dan sumber daya yang kurang memadai di rumah sakit daerah. Surat rujukan ke RSHS Bandung pun dibuat, yang kemudian mengantarkan Agis ke jantung ibukota Jawa Barat ini, untuk memperoleh perawatan yang lebih baik.
Dirawat di Bandung, kondisi Agis tak kunjung membaik. Sekujur badannya mulai membengkak, tersebab jantung yang sudah tak lagi normal berfungsi.
Dokter spesialis penyakit dalam di RSHS terus berikhtiar optimal untuk kesembuhan Agis, namun tentu saja kesembuhan mutlak milik Sang Empunya Semesta. Penyakit paling berat sejagat pun, jika Dia sudah berkehendak melimpahkan kesembuhan, takkan ada yang bisa menghalang. Pun sebaliknya, demikian.
Hampir satu bulan ini, Agis masih terus saja tergolek di pembaringan. Nafasnya masih dibantu tabung oksigen, sementara selang infus masih tampak mengalirkan cairan ke tubuhnya yang terus membengkak itu.
Sesekali di sela ujian yang Allah beri, Agis teringat karibnya di sekolah. Ingin sekali rasanya ia bisa berjumpa dengan teman-teman di tempatnya menuntut ilmu itu.
Namun, apa daya. Jangankan ongkos pulang ke Tasikmalaya, untuk kebutuhan sehari-hari selama menunggu di rumah sakit pun, kedua orang tuanya tak tahu lagi harus dari mana. Selama ini, kebaikan dari para dokter, perawat dan orang-orang yang peduli di sekitar rumah sakitlah yang turut meringankan beban mereka.
Harapan yang sederhana, untuk berjumpa karibnya di sekolah, di saat-saat kritis seperti itu, tentu mengusik nurani kita. Sedianya hari ini, Rabu 29 Oktober 2014, tim relawan Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM)- Sinergi Foundation berencana ikhtiar untuk memfasilitasi harapan Agis. Tim direncanakan berangkat ke sekolah Agis di Kecamatan Sariwangi Tasikmalaya, untuk menjemput beberapa karib dan gurunya, lalu kemudian dibawa ke RSHS, menjenguk Agis.
Mohon doa dan dukungan segenap kaum peduli, agar segala sesuatunya berjalan lancar. Bagi Anda yang tergerak untuk membantu, kepedulian bisa disalurkan ke:
Sinergi Foundation
Bank Mandiri
AC 13000 7004 2000
Dengan mencantumkan kode unik 100 pada pendebetan yg Donatur lakukan misal:
Rp. 500.100,-
Rp. 250.100,- dan lain-lain
Konfirmasi dan Info lengkap
Call Center 022 7004 2009
Sms/ WA 081 321 200 100
www.sinergifoundation.org