Banyak pasien dhuafa menghadapi tantangan besar dalam biaya transportasi menuju fasilitas kesehatan. Mereka sering kali harus merogoh kocek dalam untuk menggunakan transportasi umum atau menyewa kendaraan pribadi, yang pada akhirnya membuat mereka enggan berobat dan lebih memprioritaskan kebutuhan lain seperti pangan.
Kondisi ini semakin parah saat menghadapi keadaan darurat, di mana akses terhadap mobil ambulance sangat terbatas. Keluarga pasien sering kali kesulitan dengan biaya transportasi yang tinggi, sehingga sulit mendapatkan bantuan yang cepat dan efisien.
Salah satu contoh nyata adalah Ibu Tuti Mulyati, warga Rancaekek berusia 60 tahun. Ia menderita penyakit ginjal dan harus menjalani cuci darah dua kali seminggu di RS Hasan Sadikin, Bandung. Selama 17 tahun, Ibu Tuti terus berjuang mengatasi biaya transportasi yang semakin meningkat. Awalnya, ia membayar Rp 100 ribu untuk satu kali perjalanan dengan ambulance, namun kini biaya tersebut melonjak menjadi Rp 350 ribu sekali jalan, sehingga ia harus menyiapkan sekitar Rp 700 ribu per minggu hanya untuk ongkos transportasi.
Kegelisahan Ibu Tuti terjawab dengan hadirnya program mobil ambulance gratis dari LAZ Sinergi Foundation. Program ini secara khusus membantu pasien dhuafa seperti Ibu Tuti agar bisa menikmati layanan ambulance tanpa biaya.
Kasus Ibu Tuti adalah satu dari banyaknya pasien dhuafa yang kesulitan mendapatkan akses ambulance. Program mobil sehat dari Sinergi Foundation terus berupaya memberikan manfaat besar bagi mereka yang membutuhkan.
Dukung program ini agar lebih banyak lagi pasien dhuafa yang terbantu dan bisa berjuang mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.