SF-UPDATES,– Dalam sambutannya yang sekaligus membuka Konferensi Zakat Internasional di Hotel Sari Pan Pasific Rabu 15 Maret 2016, Menag berharap akan lahir pemikiran keilmuan baru, terkait fikih zakat kontemporer. “Utamanya 8 asnaf penerima zakat. Bagaimana interpretasinya, perlu ijtihad yang sesuai prinsip-prinsip syariat agar dana zakat bisa dirasakan manfaat oleh penerima manfaat secara proporsional,” kata Lukman.

Menag Lukman menambahkan bahwa Zakat sebagai ibadah maaliyah yang memiliki fungsi sosial adalah instrumen penting atasi kemiskinan. Hanya, kata Lukman, dalam proses memberi dan menerima zakat, seyogyanya tidak menumbuhkan riya bagi pemberi (Muzakki), dan sebaliknya, tidak memunculkan hutang budi dalam benak penerima (Mustahik).

“Di sinilah titik penting diperlukannya mediator (amil zakat) sebagai fasilotator sekaligus pengelola, yang tentu saja harus profesional dan terpercaya,” pungkas Lukman.

Konferensi Zakat Internasional 2017 kali ini menghadirkan delegasi dari 16 negara muslim dunia. Delegasi Indonesia terdiri dari perwakilan Baznas Pusat dan Daerah, Lembaga Amil Zakat (LAZ), termasuk di antaranya perwakilan dari Sinergi Foundation (SF).

Beberapa tokoh yang hadir dalam pembukaan antara lain: Ketua Umum BAZNAS Prof Bambang Sudibyo, Penasihat Ekonomi Dewan Kementerian Arab Saudi Dr. Saleh Ali Alawaji, Chairman PPZ Malaysia Datuk Che Mat Ali, Sekjen World Zakat Forum Ahmad Juwaini, Ketum Forum Zakat Nur Efendi, CEO Sinergi Foundation Ima Rachmalia dan beberapa lainnya.

Konferensi yang berlangsung 15-16 Maret 2017 ini sedianya akan memunculkan gagasan-gagasan strategis yang dalam resolusi terkait zakat sebagai instrumen global untuk mengatasi kemiskinan. Selain itu, di akhir acara akan ada pemilihan pengurus baru World Zakar Forum (WZF) periode 2017-2020. []

(Emha)

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!