SF-UPDATES,– Sontak Zauhari (71) bergegas ke Bandung begitu mendengar kabar buruk yang menimpa anak keduanya yang mengadu nasib sebagai sopir angkot. Semenjak ditinggalkan sang istri yang terlebih dulu ke haribaan sang Khalik, seluruh ketiga anaknya yang sudah dewasa mencari nafkah di tanah Pasundan. Hanya dia sendiri yang tinggal di Medan, mengelola warung kecil.

Dengan menggunakan uang tabungan dari hasil berjualan keperluan sehari-hari, Zauhari rela melintasi lautan untuk memastikan kabar yang diterimanya. Begitu menjejak tempat tinggal sang anak, benarlah kabar yang diterimanya itu. Diketahui dari tetangga sekitar, bahwa anaknya menderita TB paru dan tak sempat tertolong. Tak ada yang bisa pria renta itu lakukan selain mengikhlaskan dan berlapang dada dengan takdir Allah.

Zauhari pun mengontrak sepetak rumah di Soreang tak jauh dari rumah yang dulu disewa anaknya, untuk beristirahat sebelum kembali ke Kampung Pandan Rt 03/03, Kel. Kampung Pandan, Kec. Medan area Kota Medan.

Setelah dirasa lelahnya hilang, Zauhari pun memutuskan pulang. Namun sesampainya di stasiun Bandung, ia justru kecopetan. Seluruh uangnya berada dalam dompet lusuh yang selama ini menemani langkahnya. Jadilah pria renta itu tinggal terlunta-lunta di masjid Leuwipanjang. Untuk menutup kebutuhannya sehari-hari ia memperoleh makanan dari masjid dan memanfaatkan kamar mandi di sana untuk membersihkan tubuh.

Beberapa minggu sudah terlewati sejak Zauhari kehilangan dompetnya. Ia pun bertemu dengan salah seorang pengurus DKM masjid dan bercerita tentang perjalanannya hingga ‘terjebak’ di Leuwipanjang. Akhirnya, Zauhari diarahkan ke Sinergi Pelayanan Masyarakat (SPM).

Keinginan Zauhari untuk kembali ke Medan pun terlaksana, SPM salurkan bantuan transportasi dalam bentuk tiket ALS ke Medan. Semoga bapak selamat sampai tujuan dan Allah mudahkan urusannya. []

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!