Gempa Cianjur yang merenggut lebih dari 331 korban jiwa, benar-benar menyisakan duka mendalam bagi seluruh warga. Bagaimana tidak, terdapat 593 korban luka dan 59 di antaranya merupakan korban luka berat, yang masih dalam penanganan rumah sakit setempat.

Sehari setelah kabar gempa berkekuatan 5,6 skala richter itu tersiar, Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) Sinergi Foundation langsung menerjunkan tim medis. Dari empat orang yang diturunkan, bidan Anggia, menjadi salah satu relawan yang terpilih dalam misi kemanusiaan ini.

Sahabat, inilah kisah yang dituturkannya, setelah pulang dari Cianjur untuk kali kedua.

“Lokasi yang kita kunjungi di pemberangkatan gelombang pertama adalah Kampung Baru Kaso dan Desa Gasol,” ujarnya, Jumat (02/12/2022).

Diakui Anggia, dipilihnya lokasi tersebut atas rekomendasi dari Dinas Kesehatan Cianjur. Katanya, wilayah itu terdampak cukup berat dan pada saat itu belum tersentuh bantuan relawan.

Benar saja, begitu tiba di Kampung Baru Kaso, puing-puing bangunan yang berserakan menyambut kedatangan tim relawan RBC. Sebagian besarnya sudah rata dengan tanah.

Sebuah pemandangan yang mengiris hati siapapun yang melihatnya. Belum lagi, isak tangis dan hilir mudik orang-orang yang meminta bantuan, membuat suasana kian menyedihkan.

Benar saja, begitu tim medis turun dari ambulance keadaan langsung riuh. Pelayanan bantuan yang diberikan tim seolah tidak ada jeda.

Dari luka ringan hingga berat, dari orang dewasa hingga anak-anak, dari yang hanya diberi obat hingga yang butuh penanganan khusus. Semua dilakukan oleh tim medis RBC dengan cekatan dan tanpa mengeluh.

Meski panas terik membakar kepala, atau hujan deras membasahi sekujur tubuh. Bahkan di malam hari dengan penerangan seadanya.

Sungguh hari pertama yang cukup berat. Sampai-sampai tiada waktu untuk beristirahat barang sejenak.

Setali tiga uang saat bertolak ke Desa Gasol di hari-hari berikutnya. Relawan medis sendiri berada di lokasi sekitar tiga hari, untuk kemudian mengevaluasi dan menyiapkan kembali bantuan di gelombang kedua.

Bayangkan pembaca, bagaimana beratnya tim saat memberikan pelayanan kepada korban bencana. RBC menjadi tim medis pertama yang ada di sana, baru keesokan harinya relawan mulai berdatangan.

Meskipun sudah ada relawan tapi tidak disertai dengan tim medisnya. Jadi tim RBC memutuskan untuk menyisir ke setiap posko yang jumlahnya sekitar 10 pos.

“Begitulah kurang lebih tiga hari pertama kita berada di lokasi, ya kalau dirata-ratakan setiap harinya kita menangani lebih dari 100 pasien,” tutupnya.

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!