Dilihat dari penampilannya dia adalah seorang yang sederhana saja, apalagi ditunjang dengan gaya hidup yang sederhana pula. Dialah Akang, nama panggilan dari Irwan, yang merupakan ketua Poktan Saluyu kampung Baduyut, salah satu Poktan binaan Sinergi Foundation. Dia memiliki 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Anak yang pertama sekarang sedang menimba ilmu di salah satu pesantren yang ada di Sumedang, dan sekarang akan segera lulus dan ingin melanjutkan kuliah dengan beasiswa. Anaknya yang kedua sekarang sudah kelas 3 SMP dan kebetulan sedang sakit cacar, sementara dua anak perempuannya sekarang kelas 6 SD dan satu lagi masih balita.
Akang Irwan, begitu sapaannya sehari-hari. Ketika berkenalan lebih jauh, rupanya dia merupakan seorang pekerja keras, terutama karena dia sudah mengalami banyak fase bertahan hidup. Sebut saja ketika dia sudah menjajaki beberapa jenis pekerjaan,seperti buruh pabrik, pedagang, dan akhirnya melabuhkan diri menjadi petani. Selain itu dia juga sangat peduli dengan keluarga besarnya, terbukti walaupun dengan ekonomi pas-pasan dia mampu menyumbang biaya kuliah sang adik, yang sekarang sudah lulu di salah satu perguruan tinggi di Bandung.
Akang Irwan tidak memiliki lahan sendiri, melainkan lahan garapan milik orang lain. Lahan yang digarap ada sekitar 100 bata, dan sekarang sudah memasuki musim ketiga panen. Untuk upahnya dia mendapat bagian dari sistem maro (dibagi dua dengan pemilik lahan) berupa gabah. Gabah tersebut biasanya diambil oleh pengepul setempat, atau langsung dijual ke Huler (pabrik penggilingan beras).
Adanya Lumbung Desa, memberikan harapan baru untuk hidup Akang Irwan. Dengan adanya pendampingan langsung yang dilakukan oleh Sinergi Foundation melalui program Lumbung Desa, Akang Irwan berharap program ini bisa lebih mensejahterakan petani, khususnya bagi anggota Poktan binaan SF yang masih dapat dikatakan kurang sejahtera seperti Akang. []
(Rahmi/Gagan)