Peran Wakaf dalam Kejayaan Islam – Menilik sejarah Islam, kehadiran wakaf menjadi sendi utama dalam kemajuan peradaban Islam. Maka tak heran, masyarakat dengan ekonomi rendah dapat hidup dengan sejahtera di masa itu.

Karena dari peran wakaf, mereka dapat mengakses berbagai fasilitas secara gratis. Mulai dari pendidikan, kesehatan, lahan untuk mencari nafkah, air, hingga memecahkan piring mahal pun tak menjadi persoalan. Karena seluruhnya di-cover oleh wakaf!

Pakar Sejarah Islam Dr. Raghib As Sirjani dalam Sumbangan Peradaban Islam Pada Dunia mengatakan peran wakaf mencakup seluruh bidang peradaban paling penting. Seperti mendirikan masjid raya, berbagai perpustakaan, berbagai rumah sakit, jalan raya, sumur-sumur, tempat pemandian, sekolahan, dll. Dengan demikian, wakaf ini memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat muslim dengan berbagai lapisan masyarakatnya yang beragama.

Sebagai contoh, dalam bidang peribadatan, maka kita temukan peran wakaf yang tidak dapat kita lupakan. Ribuan masjid yang berdiri kokoh di seluruh negara Islam pada dasarnya merupakan harta-harta wakaf yang dimaksudkan orang yang mewakafkannya sebagai bakti sosial yang hanya mengharapkan pahala dari Allah.

Besarnya Peran Wakaf di Masa Lalu

Dr. Raghib As Sirjani juga mencatat di Damaskus juga terdapat banyak aset wakaf. Jumlahnya bahkan hingga tak terhitung.

Ia mengutip tulisan pengembara Ibnu Batutah yang menyebutkan bahwa hasil wakaf diberikan untuk keperluan jamaah haji.

Ada pula wakaf yang ditunjukkan untuk mempersiapkan anak-anak perempuan kepada suami-suami mereka. Mereka ini adalah anak-anak perempuan yang orang tua mereka tidak mampu membiayai pernikahan mereka.

Ada pula wakaf yang ditujukan untuk menebus tawanan perang. Begitu juga dengan wakaf-wakaf yang diberikan kepada Ibnu Sabil, dimana mereka mendapatkan bekal yang mereka makan dan pakaian yang mereka kenakan dari mereka juga mendapat bekal untuk pulang ke negara mereka.

Ada juga wakaf yang ditujukan untuk perbaikan jalan dan trotoar. Sebab masing-masing jalan di Damaskus memliki dua trotoar di kanan kirinya untuk pejalan kaki, dan di tengahnya untuk kendaraan. Begitu juga berbagai wakaf yang ditunjukkan untuk kebaktian sosial.

Di antara kekaguman yang dikemukakan Ibnu Bathuthah adalah wakaf bejana-bejana. Dalam pengalaman pribadinya, ia mengisahkan “Pada suatu ketika, aku melewati jalanan di Damaskus. Tiba-tiba aku melihat seorang hamba sahaya yang masih kecil membawa sebuah piring dari keramik China dan terjatuh. Mereka menamakan piring tersebut dengan Ash-Shuhn.

“Piring itu pun pecah dan orang-orang pun segera mengerumuninya. Kemudian salah seorang di antara mereka mengatakan, ‘Kumpulkan serpihannya dan kemudian bawalah bejana-bejana tersebut kepada pejabat wakaf.’

Lalu hamba sahaya itu pun mengumpulkan serpihannya dan ia pun membawa serpihan tersebut kepada pejabat wakaf setempat seraya memperlihatkannya kepadanya. Lalu ia pun menyerahkan bejana-bejana yang dibelinya tersebut kepada pejabat wakaf. Ini merupakan salah satu amal terbaik

“Karena tuan dari hamba sahaya tersebut pastilah akan memukulnya karena telah memecahkan piring atau paling tidak membentaknya yang tentunya juga membuat bersedih. Untuk mengubah keadaan semacam ini, maka wakaf ini dimaksudkan untuk mengobati hati yang sedih. Semoga Allah membalas kebaikan orang yang ingin berbuat baik seperti ini.”

Hikmah Kontribusi Wakaf

Fakta ini menunjukkan, wakaf dalam peradaban Islam memiliki keistimewaan karena keragaman dan pemerataannya. Sistem perwakafan Islam membuktikan keunikan peradaban Islam dibandingkan yang lain. Ia  telah memperkenalkan berbagai mekanisme yang beragam dan belum pernah dikenal dunia sebelumnya bagi umat Islam maupun non muslim. Hingga akhirnya tercipta jaminan sosial, saling mencurahkan cinta dan kasih sayang dan demi kebangkitan peradaban Islam.

Dan kita pun bisa melakukan hal yang sama dengan menunaikan wakaf. KLIK DI SINI untuk berwakaf.

Assalamualaikum, Sinergi Foundation!