Lembaga ZISWAF, Untuk Apa Kehadirannya? – Beberapa waktu lalu, saat tengah berada di persimpangan lalu lintas kawasan Jl. Ir. H. Djuanda Bandung, seorang pria muda berpakaian casual sederhana– baju kaos, celana jeans, dan bertopi, menabuh gitar lalu menyanyikan sebuah lagu di depan para pengendara yang menanti lampu hijau.
Setelah kurang dari 1 menit melantunkan lagu, ia melepas topinya dan menadahkan topi tersebut ke para pengendara. Beberapa lembar uang kertas dan logam satu persatu diberikan oleh para pengendara kepada pemuda tersebut. Beberapa hari kemudian, hal serupa kembali terjadi dan berulang-ulang.
Kejadian seperti ini rasanya adalah pemandangan lazim yang seringkali kita temukan di banyak tempat di Indonesia. Mengapa? Survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga amal Inggris bernama Charities Aid Foundation di tahun 2021 ini mungkin adalah salah satu jawabannya.
Dalam laporan hasil survey tersebut, Indonesia disebut menempati peringkat teratas sebagai negara paling dermawan sedunia. Berdasarkan temuan CAF, lebih dari 8 dari 10 orang Indonesia berdonasi tahun ini. Selain itu, tingkat kesukarelawanan di Indonesia terbilang lebih tinggi dari negara-negara lain, yakni tiga kali lipat dari rata-rata global.
Potensi Sedekah
Co-Chair Badan Filantrophy Indonesia, Erna Witoelar mengatakan bahwa potensi donasi di Indonesia jika dioptimalkan bisa mencapai Rp 200 Triliun. Lebih lanjut Erna mengatakan, donasi yang terorganisir saat ini baru hanya sekitar Rp 6 Triliun.
Setidaknya dari sana kita bisa menarik 2 kata kunci penting dalam hal ini, pertama “potensi” dan kedua adalah “terorganisir”.
Contoh peristiwa di paragraph pertama adalah bukti dari betapa Indonesia memang banyak dihuni oleh sosok-sosok dermawan. Seorang driver ojek online pun seringkali kita dapati memberi sumbangan dengan sukarela ke pengamen-pengamen lampu merah. Penjual-penjual kaki lima, pedagang-pedagang kecil, atau bahkan seseorang yang belum punya penghasilan sendiri tak sungkan berdonasi untuk satu kebaikan.
Sayangnya, kebaikan yang tak terorganisir hanya selesai pada sebuah tujuan kecil. Seseorang yang memberi sumbangan kepada pengamen atau peminta-minta di jalanan, hanya selesai pada pemberian bantuan yang, kita tidak tahu persis pemanfaatannya. Bisa untuk kebutuhan konsumtif yang langsung habis dikonsumsi, atau bahayanya malah digunakan untuk kebutuhan yang menjauhkan seseorang dari kemaslahatan.
Mari Berkenalan dengan Lembaga ZISWAF
Lembaga Zakat Infak-Sedekah dan Wakaf (Ziswaf) adalah Sahabat paling tepat bagi para muslim dermawan yang ingin menyalurkan kebaikannya, baik berupa zakat, infak-sedekah, maupun wakaf. Sebab di lembaga Ziswaf, dana yang terhimpun akan disalurkan lewat program jangka panjang di berbagai bidang, termasuk ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan dakwah islam.
Dan tentunya, LAZ bekerja berdasarkan sistem syariah. Sehingga penempatan dana yang sudah terhimpun akan disalurkan kepada penerima yang tepat berdasarkan prinsip Islam.
Bayangkan bila uang yang kita donasikan tersebut, meskipun kecil, tapi dikelola oleh LAZ dan diperuntukkan dalam program, misal pemberian beasiswa pendidikan bagi pelajar yang berasal dari keluarga fakir atau miskin. Dampak yang akan kita terima bukan hanya menyentuh anak tersebut. Bila kelak mereka yang kita bantu, di kemudian hari bertambah kapasitasnya melalui pendidikan yang baik, maka bukan tak mungkin akan melahirkan kebaikan-kebaikan lainnya yang terus berlanjut.
Dana zakat yang terorganisir memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan di Indonesia, yang kita tahu sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.
Lembaga ZISWAF di Bandung
Sinergi Foundation sebagai Lembaga Ziswaf pun memiliki berbagai program pemberdayaan di bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan sosial.
Selengkapnya tentang program di Sinergi Foundation, KLIK :
sinergifoundation.org atau tunaikan DI SINI