“Potensi wakaf ini seperti ‘harimau tidur’. Selama ini yang digemborkan adalah zakat-infak, padahal bila potensi ini digali lebih maksimal, sangat mungkin berdampak bagi kesejahteraan masyarakat,”

Demikian sepenggal pendapat yang menjadi spirit Direktur Lembaga Wakaf Produktif (WakafPro) – Sinergi Foundation, Asep Irawan dalam menakhodai program lembaganya yang concern di bidang wakaf.

“Bagaimana tidak, bila berbicara potensi, wakaf memiliki sumber yang lebih besar dari Zakat Infak Shadaqah (ZIS). Selain ia tidak dibatasi oleh persentase, dan waktunya tidak mengenal haul atau waktu,” ungkap Asep Irawan di sepenggal Januari 2015.

Apalagi, tambah Asep, wakaf memiliki dampak berkelanjutan. Bisa jadi wakafnya sekali, tapi dampaknya berkali-kali, berkelanjutan. Sehingga kebaikan demi kebaikan dari para wakif terus berjalan.

Hanya saja, Menurut Asep bagaimana kemudian keberadaan lembaga wakaf itu sendiri bisa menumbuhkan kepercayaan, agar pewakif (orang yang berwakaf) mau menyalurkan dananya. Satu di antara hal yang dapat menjaga kepercayaan wakif dengan terdaftar di Badan Wakaf Indonesia (BWI).

Alhamdulillah kita sudah mendapatkan izin operasional berupa Sertifikat Wakaf dengan Nomor Pendaftaran; 3.00056/15 April 2015-2019,” lanjutnya.

Wakafpro99 sendiri lahir dari rahim Dompet Dhuafa Jabar – Sinergi Foundation yang  saat itu, masih fokus mengelola dana Zakat Infak Wakaf (Ziswaf). Sejak digulirkan program wakaf produktif pada 2009, Wakafpro  mulai khusus dan serius mengurus wakaf dan terpisah dari penghimpunan dana zakat, infak, dan shadaqah.

Mulailah WakafPro – Sinergi Foundation berkiprah. Di tahun itu pula, ia mendapati mindset dan paradigma baru tentang dunia wakaf. Bahwasannya wakaf itu bisa diproduktifkan, dan bahkan memang secara fikih, wakaf itu memang harus berkembang. Namun demikian, wakaf produktif masih menjadi barang baru bagi masyarakat. Maka tatkala digulirkan, memang dari awal masih butuh diedukasi. Mengajak mereka, bahwa ternyata wakaf dalam bentuk uang itu bisa. Dan wakafnya itu sendiri bisa diusahakan dalam pelbagai bidang.

Berdasarkan tren yang ada sejak 2005-2011, Asep menyebutkan program wakaf memang punya tren kenaikan signifikan daripada ZIS. Setidaknya Asep mencatatkan, untuk 2014, kenaikan penghimpunan Wakaf Wakafpro – Sinergi Foundation ada di angka 70 persen. Tahun 2013, kenaikannya sebesar 89,43 persen. Sementara di tahun 2012, kenaikan di angka 46,8 persen. Artinya, Asep menyimpulkan, di tahun-tahun terakhir wakaf memiliki tren kenaikan positif, dan terus berkembang.

Aset yang dimiliki Wakafpro – Sinergi Foundation pun terus bertambah. Mulai dari wakaf gedung yang disewakan dan menghasilkan profit yang lumayan besar dari gedung yang dinamakan Gedung Wakaf. Ada juga pengelolaan Apotek, hingga usaha pakaian dan makanan yang terus dikelola secara profesional.

“Di Sinergi Foundation ada fenomena, dulu kata Ziswaf itu karena memang perolehan zakat nomor satu, infak nomor dua, dan wakaf nomor tiga. Tapi di tahun 2014 tren itu berubah, wakaf naik satu tingkat. Saya optimis, dengan target dan strategi fundraising, wakaf bisa leading,” lanjut Asep.

Di tahun 2015, Sinergi Foundation sebagai lembaga yang menaungi Wakafpro ini menargetkan penghimpunan sebesar 25 miliar. Dengan rincian wakaf 14 miliar, zakat 6,5 miliar, dan infak 4,5 miliar. Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri, dan membutuhkan strategi khusus. Karena dibandingkan tahun lalu, prosentase kenaikannya di atas 100 persen.

Tentu tak sembarang angka itu dicantumkan, bersama tim, ia sudah menyiapkan beberapa strategi agar dapat menghimpun dana dari masyarakat. Satu di antaranya, tahun 2015 nanti, Sinergi akan masuk ke Jakarta, khusus menggalang dana wakaf.

“Mengapa jakarta, karena di dunia perzakatan, sebenarnya perputaran uang kepedulian masyarakat, secara makro menyeluruh, kurang lebih 90 persen beredar di Jakarta. Dengan perputaran itu, ini pasti berdampak pada kepedulian sosial yang ada di jakarta, baik personal maupun corporate,” lanjut Asep.

Pendapat ini juga didukung oleh hasil dari pendapatan lembaga ZISWAF lainnya yang, menurut Asep, berhasil menghimpun dana hingga 200 miliar. Angka itu 60 persennya didapatkan di JABODETABEK. Artinya, lanjut Asep, strategi Sinergi di tahun 2015 harus melangkah ke sana, untuk menebarkan manfaat lebih besar. Juga lingkup Sinergi kini lebih luas, tak sekadar Jawa Barat.

Sementara di Bandung sendiri, Asep mengatakan, geliat wakaf masih bagus dan akan dikembangkan terus. Karena potensinya masih besar dan belum tergali secara maksimal. Diharapkan dengan pelbagai varian program di tahun 2015 ini, Wakafpro bisa menghimpun donasi lebh besar lagi, karena program yang disajikan ada dari pelbagai aspek.

Beberapa wakaf produkti yang dikelola di tahun 2015 sudah mulai berjalan dan menghasilkan seperti : Wakaf kebun dan pohon, wakaf peternakan kambing, wakaf penyewaan ruko dan bangunan, wakaf penyewaan gedung kantor, wakaf pengelolaan bisnis pakaian muslim. Hasil dari wakaf tersebut akan dioptimalkan untuk membiayai wakaf-wakaf sosial, pendidikan, dan kesehatan.

Di bidang  kesehatan misalnya, ada mega proyek Rumah Sehat Ibu dan Anak (RSIA) Wakaf. Di ranah pendidikan ada rencana membangun Beasiswa Pemimpin Bangsa (BPB) Building. Di lingkup pemberdayaan ekonomi masyarakat, ada sedekah produktif kambing, wakaf produktif sawah 10 hektare, program wakaf produktif Pohon Jabon. Adapun program pengembangan sosial (Social Development) ada program Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park (FMP)  dan Madinatul Quran. “Seluruhnya bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat,” tandas Asep.

“Untuk sosialisasi akan kita kuatkan di media. Yakni dengan membuat situs khusus di setiap programnya. Termasuk untuk media di darat seperti Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) update dan FMP update,” kata Asep.

Ke depannya, Asep Irawan juga menerangkan modifikasi program, yakni penambahan nilai wakaf sebesar 10 persen untuk operasional. “Karena pokok wakaf tidak boleh digunakan untuk operasional. Dengan demikian, wakif juga ikut berpartisipasi dalam mensosialisasikan program wakaf sebagai amal mereka,” tandas Asep.

Program Fenomenal

Pembaca tentu pernah mendengar Taman Wakaf Pemakaman Muslim Firdaus Memorial Park. Program fenomenal yang digagas WakafPro – Sinergi Foundation, lalu kemudian diluncurkan di pengujung 2013 lalu ini demikian menyedot perhatian segenap kaum peduli.

“Masalah pemakaman ini rupanya sudah menjadi masalah yang begitu kompleks bagi seluruh lapisan masyarakat. Bagi kaum dhuafa bahkan jauh lebih rumit, sebab mereka harus sanggup menyediakan dana yang mencapai jutaan rupiah untuk dapat memakamkan sanak saudaranya dengan layak,”ungkap Direktur WakafPro – Sinergi Foundation, Asep Irawan.

Selain tingginya biaya pemakaman yang menjadi permasalahan pemakaman di Indonesia, beberapa faktor lain yang juga cukup berpengaruh, dan penting untuk dipikirkan solusinya antara lain: Ketersediaan lahan pemakaman yang semakin sempit, suasana pemakaman yang memunculkan kesan angker, hingga penanganannya yang tidak sesuai syariat. Padahal bagi kaum muslim, mengurus jenazah dan menyediakan lahan pemakaman hukumnya adalah fardhu kifayah. Wajib bagi orang-orang muslim di sekitar tempat tinggalnya.

Ikhtiar mewujudkan Taman Wakaf Pemakaman Muslim “Firdaus Memorial Park”, Lembaga Wakaf Produktif (WakafPro), sebagai penggagas sekaligus pengelola, menggalang dana wakaf dari segenap kaum peduli. Dengan Rp 10 juta, para pewakaf (waqif), akan memeroleh benefit, antara lain: 2 kavling pemakaman untuk pihak keluarga waqif, 2 kavling pemakaman untuk keluarga dhuafa.

Untuk lahan Taman Wakaf Pemakaman Muslim “Firdaus Memorial Park”, kata Asep, Alhamdulillah saat ini telah dibebaskan lahan seluas 7 ha di Desa Ciptagumati Kec. Cikalong Wetan Kab. Bandung Barat. “Apabila Anda melalui tol Cipularang, lahan ini terletak tepat di KM 106,300-105,700 Tol Purbaleunyi arah Jakarta. Lahan pun tengah dalam proses land clearing dan pematangan,” katanya.

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!