Tak hanya di dalam Al Quran, Rasulullah pun senantiasa mengingatkan umatnya untuk mencari rezeki yang halal dan thayyib. Abdullah bin Mas’ud ra menuturkan, Rasul SAW. bersabda,
“Mencari (rezeki) yang halal adalah kewajiban setelah kewajiban.” (HR Ath Thabarani)
Hal ini menunjukkan dalam berikhtiar mendapatkan rezeki tidak boleh dengan cara-cara yang bertentangan syariat dan merugikan orang lain. Seperti merampok, menipu, menerima suap, korupsi, hingga transaksi yang mengandung riba.
Tahukah Sahabat, riba termasuk ke dalam dosa besar lho. Sebab, riba merupakan pengambilan tambahan dalam transaksi jual beli maupun pinjaman yang bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. Karena itu, Allah menjanjikan hukuman yang berat bagi para pelakunya.
“Orang yang gemar memakan riba itu tiada ia bangkit (dari kubur) melainkan seperti bangkitnya orang yang dirasuki setan karena gilanya…” (QS Al Baqarah: 275)
Pun nafkah yang diperoleh dari hasil riba akan memberikan dampak buruk bagi kehidupan dan menjadi penyebab hilangnya keberkahan. Sehingga, akan mengundang musibah dan menjurumuskan pemiliknya ke dalam keburukan. Na’udzubillah..
Nah, agar dapat terlepas dari keburukan riba, kita harus segera melaksanakan taubat nasuha dan berjanji menjaga diri dari berbagai transaksi yang mengandung riba. Diikuti dengan banyak beristighfar dan memohon ampunan kepada Allah. Sehingga Allah berkenan memperbaiki kehidupan kita.
Jangan berputus asa dari karunia Allah ya, Sahabat. Selama masih ada umur, selama itu pula pintu taubat akan selalu terbuka untuk kita. Yuk, benahi diri!
www.sinergifoundation.org