Pak Fi’i (37) adalah tuna netra dengan segudang keahlian dan semangat yang tinggi. Saat ini ia tengah berjuang melunasi tunggakan kuliahnya.
Motivasinya yang tinggi, membuatnya terus berjuang menempuh pendidikan. Baginya pendidikan adalah gerbang menuju kemuliaan. Pendidikan bisa mengantarkannya menjadi manusia yang lebih bermanfaat.
(Foto : Pak Fi’i saat berada di kampusnya di STAI Syamsul Ulum Sukabumi)
Ia terdaftar sebagai mahasiswa semester 8 di STIP Syamsul Ulum, Kota Sukabumi. Tekad yang kuat untuk lulus sarjana, membuatnya berjuang keras menerjang keterbatasan.
Berasal dari keluarga dengan ekonomi serba pas-pasan, Pak Fi’i harus banting tulang demi bisa meraih gelar sarjana.
Sejak ditinggal istrinya yang meninggal dunia 3 tahun lalu, Pak Fi’i menjadi single parent dari 2 orang anak. Keluarganya tinggal bersama dengan keluarga kakaknya yang juga disabilitas, di satu rumah sederhana.
(Foto : Pak FI’i sedang berinteraksi dengan Anak Pertamanya di rumah mereka di Kp. Babakan Sawah, Kel. Citepus, Kec. Pelabuhan Ratu, Kab. Sukabumi )
Ia bekerja sebagai tukang pijat. Selain itu ia pun mengerjakan project freelance sebagai marketing online. Ia merasa harus bekerja keras demi menghidupi keluarga dan melunasi hutang kuliahnya.
(Foto : Pak Fi’i sedang melayani pijat untuk pelanggannya)
Meski dengan segala keterbatasan itu, Pak Fi’i tetap optimis. Ia juga dikenal sebagai mahasiswa aktif dan cerdas. Ia bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosennya.
(Foto : Aktivitas Pak Fi’i ketika kuliah online dan bekerja sebagai freelance marketing online)
“Fi’i ini mahasiswa yang pekerja keras. Kami berikan kelonggaran agar dia bisa berkuliah dari rumah secara online. Dan dia bisa menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya dari dosen”, ujar Bu Fenty Setiawati S.Ag, MA, Ketua Prodi Fakultas Pendidikan Agama Islam, STAI Syamsul Ulum, yang kini sudah berganti nama menjadi Institut K.H. Ahmad Sanusi Sukabumi.
Bu Fety pun menilai Pak Fi’i adalah pekerja keras. Ia berkeinginan kuat bisa lulus kuliah agar bisa memberikan hidup yang lebih baik juga untuk anak-anaknya.
(Foto : Pak Fi’i saat sedang berkonsultasi dengan Dosen Kaprodinya)
Pak Fi’i ingin segera lulus, agar ia bisa mewujudkan cita-citanya ingin mengajar di sekolah umum. Agar ia bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat lagi bagi banyak orang.
Sahabat, Pak Fi’i dan jutaan siswa di Indonesia yang mempunyai latar belakang keluarga dhuafa mengalami permasalahan yang tak jauh berbeda.
Pendidikan yang menjadi pintu gerbang seseorang meraih cita-citanya, nyatanya tak semudah itu dinikmati. Sebab memang, pendidikan dan kemiskinan nampaknya masih juga belum berjalan rukun di tengah-tengah kita.
Pendidikan menjadi salah satu sorotan di negara ini. Ternyata masih banyak permasalahan yang terjadi di sektor pendidikan, salah satunya adalah kesulitan membayar biaya pendidikan yang mengarah pada kasus penahanan ijazah sekolah.
Sinergi Foundation mencoba menghadirkan solusi dari permasalahan pendidikan tersebut. Beberapa layanan yang dihadirkan antara lain bantuan advokasi dan partisipasi pembayaran tunggakan hutang pendidikan sekolah. Bantuan tersebut ditujukan kepada anak-anak dari keluarga dhuafa pada jenjang pendidikan SD hingga SMA.
Sedekah dari Sahabat bisa bantu selamatkan Agustinus! Mari menjadi penyambung nafas dan pembuka pintu gerbang untuk cita-cita Agustinus dan jutaan siswa di Indonesia yang menunggak SPP sekolah!