Tak Berkategori

Member: Ada Ketulusan dalam Pelayanan RBC

SF-UPDATE,– Boleh jadi kita tidak mengingat kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan. Tapi lain cerita bagi pihak yang terbantu, secuil kebaikan itu bermakna baginya. Apalagi sebuah kebaikan yang dibalut dalam perasaan yang tulus.

Pada poin inilah yang kemudian menjadi saksi. Seperti yang dikisahkan salah seorang bidan RBC, Irma yang bertemu dengan salah satu dari ribuan member RBC di PKM Melong Asih akhir Januari 2017.

“Ketika saya menunggu pembimbing lapangan di PKM Melong Asih. Gak sengaja ketemu member yang sedang mengantarkan anaknya periksa ke dokter. Member itu rajin mengaji dan punya anak penghapal Quran,” kisah bidan Irma membuka percakapan.

Percakapan itu pada awalnya hanya sapa-sapa biasa, obrolan kemudian bermuara ke RBC, terkhusus ketika perasaan dia selama menjadi member, saat ia melahirkan buah hatinya yang keempat.

Menurut member tersebut, pelayanan RBC mulai dari layanan mustahik yang mempermudah proses pendaftaran, murotal yang diputar saat pelayanan, dan pelayanan bidan yang ramah.

Ia mengatakan dari seluruh pelayanan persalinan yang pernah ia rasakan, RBC adalah yang terbaik.

“Saat pertama kali diterima di lamus dengan syarat KTP yang seadanya saja sangat terharu, karena biasanya birokrasi untuk mendapatkan pelayanan gratis itu dipersulit,” kisahnya.

"Masya Allah masih ad org yang mau mempermudah urusan kaum lemah. Mudah-mudahan Allah mempermudah urusan petugas RBC," lanjutnya.
Kemudian, bidan Irma kembali bertanya, ihwal apa yang berbeda antara pelayanan RBC dengan instansi lain?

"Hati bu, karena melayani dg hati terasa sampai hati pula, saya merasakan ketulusan itu," pungkas sang member itu. []

 

didieto1 Februari 2017

Tak Berkategori

Potret Serah Terima dan Tasyakur Perampungan Masjid Ramah Gempa di Paru Keude Aceh

SF-UPDATES,– Purna sudah pembangunan Masjid Sederhana Ramah Gempa yang dibangun Sinergi Foundation di Paru Keude, Pidie Jaya Aceh. Masyarakat setempat tak perlu lagi terpaksa shalat berjamaah di antara puing-puing rumah Allah yang masih berserakan pasca gempa Desember lalu. Kini, jantung kehidupan umat Islam itu kembali dapat menaungi mereka.

Masjid itu dinamai Al Ukhuwah, menandai spirit kebersamaan dalam bingkai persaudaraan Islam, yang selama ini dijunjung tinggi masyarakat Aceh. Pun, ini menjadi simbol persaudaraan antara donatur Sinergi Foundation dengan masyarakat Pidie Jaya yang mengalami musibah Gempa. Maka, pada Jumat (27/1/2016), acara serah terima masjid pun dilakukan. 

Bagi tim SF, perjalanan ini bukan mudah. Dari Kuala Simpang, mereka perlu menempuh jarak 340 kilometer untuk sampai di Gampong Paru Keude. Perjalanan yang ditempuh sejak pukul 3 pagi ini dilakukan oleh 4 orang tim: ketua yayasan Sinergi Foundation, Drs H. Sepriyanto; korlap pembangunan Mesjid, Abdurrahman; fotografer, Andi Candra; dan Bang Iswanto sebagai perancang dan kepala tukang pembangunan masjid.

Sampai di sana, masyarakat telah bahu membahu dan bergotong royong membuat tasyakur atas pembangunan masjid. Para ibu, maupun bapak-bapak membantu pembuatan kuah beulangong, yaitu kari kambing yang dimasak di kuali besar. Semua bekerjasama, berpadu merayakan berdirinya rumah Allah. Bergembira atas kembali tegaknya pusat peradaban Islam itu.

Dalam serah terima tersebut, turut hadir sejumlah tokoh masyarakat. Selain ketua yayasan Sinergi Foundation Drs H.Sepriyanto, hadir pula para geucik (aparat desa), Kompi TNI Armed dan anggotanya, juga pihak kecamatan dan kepala desa di Gampong Paru Keude.

Berikut tim SF merekam acara tersebut:

Penyerahan Masjid dari SF diwakili Abdurrahman (Relawan/Korlap Pembangunan Masjid) kepada masyarakat diterima oleh Geuchik (Kepala desa) Paru Keude.

Suasana gotong royong pra-tasyakur masjid Al Ukhuwah

Shalat Jum'at perdana di Masjid Al Ukhuwwah

Tim SF dan geucik setempat

Reporter: Abdurrachman, Andi

Penulis: Aghniya

didieto28 Januari 2017

Berita

[OPEN RECRUITMENT] Ayo Jadi Bagian dari Tim Sinergi Foundation!

Sinergi Foundation, sebuah lembaga nirlaba independen pengelola Wakaf, Zakat, Infak-sedekah dan dana publik lainnya, membuka peluang bagi siapapun yang memiliki passion dan berkomitmen untuk berkarya di posisi sebagai berikut: a. Administrator Lembaga/Sekretaris (ADM) b. Pemberdaya Bidang Ekonomi (EK) c. Pemberdaya Bidang Pendidikan (PD) d. Pengelola Lahan Pemakaman & Pertanian (PP) e. Legal Officer (LO) f….

Baca selengkapnya

didieto16 Januari 2017

Berita

Progres Pembangunan Positif, Pembangunan Masjid Sederhana Ramah Gempa Hampir Purna

SF-UPDATES,– Telah menginjak satu bulan sejak bencana gempa menghempas Pidie Jaya, Aceh. Masyarakat setempat, dibantu berbagai elemen peduli, terus melakukan perbaikan dan pemulihan dari masa sulit tersebut. Termasuk, membangun masjid sebagai jantung kehidupan umat Islam. Pun Masjid Sederhana Ramah Gempa yang dibangun Sinergi Foundation di Paru Keude, Pidie Jaya, terus menunjukan progres. Hampir tiga minggu…

Baca selengkapnya

didieto12 Januari 2017

Tak Berkategori

Magang di Pedesaan, Aktivis BPB 5 Coba Baktikan Diri Pada Masyarakat

SF-UPDATE,– Dalam rangka mengasah kemampuan bermasyarakat, sejumlah aktivis pemimpin bangsa melakukan program magang di pedesaan. Di antara wilayah yang dituju adalah kawasan Lumbung Desa Cigalontang Tasikmalaya. 

Aktivis pemimpin bangsa angkatan 5, Aji menceritakan pengalaman-pengalamannya selama magang di sana. Kegiatan-kegiatan kerohanian dan keremajaan menjadi agenda sejumlah mahasiswa ini di lumdes binaan Ustaz Gungun. 

“Magang di Lumbung Desa kp. Cibaeud awalnya hanya berekspektasi biasa saja seperti halnya desa-desa lainnya yang penuh dengan sawah dan aktivitas warga dalam bertani, namun ketika sampai disana banyak hal yang begitu menyentuh hati kami,” kata Aji, usai mengikuti program magang, belum lama ini. 

Kearifan lokal di sana sangatlah indah, imbuhnya, ketika datang saja sudah dijamu dengan berbagai makanan dari mulai ayam goreng, ayam bakar, ikan, dsb. Belum lagi warga di sana sangat ramah-ramah, setiap berpapasan senyum tak pernah terlewatkan. 

“Warga di sana juga sangat dekat dengan aktivitas ruhiniyah, setiap ba'da subuh, ashar, dan magrhib anak-anak senantiasa ke masjid untuk mengaji dan  setoran hafalan quran. Shalat subuh hampir sering didapati shaf-shaf dimasjid cukup banyak terisi tak seperti mesjid di kota-kota,” katanya. 

Adapun sebuah organisasi remaja bernama Formaci, menurut Aji, sangat keren sekali dalam melaksanakan program kerja. Ada jemput shodaqoh setiap 2 hari sekali ke setiap warga kampung, bersih-bersih kampung seminggu sekali, sharing motivation seminggu sekali, peringatan hari besar agama Islam, dan masih banyak lagi. 

“Magang di lumbung desa sangat mengasyikan dan memberi motivasi bagi kami untuk terus belajar, tulus, dan bermanfaat,” tandasnya.

Reporter : Mahar

didieto11 Januari 2017

Berita

Kisah Member RBC, Menyulam Syukur di Jalan Ketabahan

kisah-member-rbc-menyulam-syukur-di-jalan-ketabahan

Namun Allah Maha Pengasih lagi Penyayang, di tengah ujian itu selalu ada ceruk jalan keluarnya, bak setangkup air segar di cawan yang usang. Momen itulah yang mempertemukan Nur Salam dengan RBC. Ia direkomendasikan tetangganya untuk melahirkan di program sosial milik Lembaga Sinergi Foundation tersebut. SF-UPDATE,– Tak ada yang mendamba saat berumah tangga mesti membesarkan buah…

Baca selengkapnya

didieto3 Januari 2017

Tak Berkategori

Perjuangan Gugur Berkali-kali, dan Buah Hati yang Dinanti 15 Tahun

SF-UPDATE,– Sewaktu tahu dia tengah hamil, Rita senang bukan main. Ia dan suami terlonjak gembira, pun bercampur takjub. Di usia yang telah berkepala empat, Rita akhirnya diberi kesempatan mengandung anak kedua. Bayangkan, setelah 13 tahun penantian! 

Padahal konon katanya, usianya itu termasuk berisiko tinggi kematian. Entah bagi ibu, maupun pada bayi. Yah, bagaimanapun, fisik di umur tersebut sudah tak sebugar dulu. Sesuatu seperti itulah, yang tak Rita pahami. Tapi, ia dan suami berkeras ingin menimang buah hati. Salahkah mereka mendamba anugerah itu dari Allah?

Jadi, pada saat tes kehamilan itu positif, Rita sangat gembira. Bahkan menangis karena terharu. Pun dengan suami, Asep, yang memang sudah lama mendamba kehadiran darah dagingnya itu. Satu anak saja belum cukup, kata dia. Sempurna sudah keluarga kecil itu bagi Asep, jika si kecil hadir.

Begitu juga putra pertama mereka yang telah menginjak usia remaja. Ia antusias menyambut sang adik. Ikut berbahagia saat kedua orang tua menyampaikan kabar gembira ini.

Tapi, bukankah kebahagiaan itu melenakan? Sebab sering, manusia jadi tak siap menghadapi duka. Itu pula yang dirasakan Rita. Berawal saat ia tak merasakan pergerakan janin di perut. Padahal, saat itu kehamilannya sudah beberapa minggu.

Menjelang usia kandungan yang ke-9 minggu, tiba-tiba mengalir darah dari rahimnya. Rita terkejut. Saat diperiksa, bidan mengatakan bahwa kandungan itu  kosong, alias tak berkembang. Ia keguguran. Rita hanya menatap nanar, sebelum akhirnya ia menangis tersedu-sedu. Sang suami pun tak bisa menyembunyikan wajah yang muram.

“Jika hamil dI atas usia 35 tahunan, risikonya memang akan seperti ini. Janin tak bisa berkembang,” kata bidan waktu itu.

Sang bidan kembali menuturkan, bisa jadi sebabnya adalah hidup yang tidak sehat. Bayi tak mendapatkan gizi cukup, karena ia tidak makan dengan baik. Akibatnya, janin dalam kandungan itu tak tumbuh. Rentetan nasihat, agar ia lebih merencanakan kehamilan keluar dari bibir bidan tersebut.

Hhhh… Helaan nafas panjang itu semakin melelahkan hari Rita. Sesungguhnya, bukan ia tega memberikan calon buah hati itu asupan tak bergizi. Tapi, bagaimana bisa, sementara ia sendiri hidup berkekurangan? Sekadar memberi beras saja masih harus berhemat untuk tiga kepala.

Asep hanyalah buruh harian. Tak perlulah ditanya, penghasilannya minim. Kadang, Asep beralih profesi menjadi tukang ojek. Tapi tetap saja, penghasilan itu tak akan lantas melebihkan kehidupan mereka. Nasi dengan ikan asin, biasa disantap berdesakan di rumah yang bahkan tak mencapai 7×7 meter itu.

Rita termangu. Dosakah jika ia bersikeras ingin memiliki anak lagi? Mata itu telah sembab, namun binar di dalamnya menguarkan tekad. Bukankah Rasulullah sendiri yang menganjurkan umat untuk memiliki banyak anak? Bahkan mendoakan keberkahan atas hal tersebut. Hati Rita membulat. Ia tak akan berhenti meminta pada-Nya.

Doa yang terus dipanjatkan itu akhirnya dijawab. Satu tahun berlalu, Rita kembali berbadan dua. Ini melambungkan harapan keluarga kecil mereka. Kali ini, setidaknya ia ingin lebih berhati-hati. Mencoba mengonsumsi makanan-makanan kaya gizi sebatas kemampuan yang bisa ia capai.

Namun, Allah kembali mengujinya. Ia mengalami pendarahan di trimester pertama kehamilan. Bidan yang menanganinya lagi-lagi berkata janin yang Rita kandung kosong. Ia kemudian meminum obat-obatan herbal agar janin tersebut keluar. Rita menolak melakukan kuret, karena meyakini tindakan medis itu akan memperlambatnya hamil lagi. Selain, dikuret kan perlu biaya besar…

Akan tetapi, jauh di lubuk hati, Rita telah trauma. Antara ingin memiliki anak, tapi khawatir pengalaman telah lalu terulang. Pun dengan sang suami, juga putranya, yang bahkan ikut menahan tangis. Asa yang sudah dibumbung, terhempas begitu saja.

“Saya masih ingin memiliki anak, tapi mungkin kita tak usah lagi terlalu mendamba seperti kemarin-kemarin. Biar serahkan pada Allah saja,” ujar sang suami.

Maka, kehidupan mereka kembali berlanjut. Masih di rumah itu, tempat Rita menjadi ibu rumah tangga. Juga Asep, yang di kala masa kosongnya sebagai buruh harian, menyempatkan diri ngojek. Kesedihan di masa lalu tak boleh menyurutkan semangat memperbaiki hidup, bukan?

Hari demi hari terus dilalui. Suatu saat, Rita mendapati dirinya tak kunjung haid. Ia mendesah. Pastilah ia telah mengalami menopause. Apa boleh buat, usianya sudah kian menua.

Setelah beberapa lama, ia menyadari ada perubahan yang terjadi pada perutnya. Semakin membesar. Setelah memeriksa dengan test pack, barulah Rita tahu bahwa kini ia tengah mengandung 4 bulan. Alhamdulillah.. Kendati demikian, sang suami menyuruhnya meredam perasaan gembira. Lagi-lagi, takut kecewa.

Namun, tentu tak berarti sepasang suami istri itu tak mempersiapkan, meski Rita tak jua buru-buru memeriksakan diri. Hanya sesekali, memastikan kondisinya sehat. Rita sendiri sudah mulai resah. Kondisi perekonomian mereka begitu lemah, ia tak yakin apa mereka bisa membayar persalinan atau tidak.

Sang suami, telah lama meninggalkan pekerjaan buruh. Mereka benar-benar tergantung pada pencaharian Asep dari ngojek. Biaya persalinan yang tak murah akan semakin menghimpit keuangan mereka.

Qadarullah, seorang kerabat meminta Rita untuk mendaftar menjadi member Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC) saja. Jika masuk kategori dhuafa, biaya konsultasi, pemeriksaan, hingga persalinan bisa diatasi. Setelah menjalani beberapa prosedur, Rita pun bisa meringankan perekonomian keluarga dan bersalin di RBC. Alhamdulillah..

Singkat kisah, dua minggu sebelum prediksi kelahiran, Rita melahirkan seorang anak perempuan. Sulit baginya. Dengan usia yang mulai menua, ia susah mengatur nafas, bahkan sesak saat mengejan. Tapi, perjuangan itu ia menangkan.

Haru membuncah, tangis bahagia mengalir di kedua pipi. Putri yang ditunggu-tunggu, dinanti hingga 15 tahun lamanya.. Keluarga kecil itu akhirnya tergenapi. Mereka tak henti mengucap tahmid.

“Allah bukan tak menjawab doa-doa kami, hanya mengabulkannya di waktu yang tepat, setelah kami lulus ujian kesabaran,” pungkas Rita. []

 

Penulis : Aghniya Ilma Hasan

didieto3 Januari 2017

Berita

Sambut 2017, Sinergi Foundation Rilis Infografis Penyaluran 2016

SF-UPDATE,– Lembaga pengelola Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) Sinergi Foundation (SF) siap menyongsong 2017. Sembari menutup lembaran tahun 2016, SF mempersembahkan infografis program penyaluran, dan laporan terkait agenda umat, yang merupakan amanah segenap insan peduli. Membincang jejak langkah dalam membangun umat, SF hanyalah satu episode di antara drama kehidupan orang pinggiran di negeri ini. CEO…

Baca selengkapnya

didieto30 Desember 2016

Tak Berkategori

Menutup 2016

Oleh: Ima Rachmalia (CEO Sinergi Foundation)

SF-UPDATE,– Mendung masih menggelayut di langit Bandung selama berhari-hari. Saat – saat yang juga cukup menantang bagi Sinergi Foundation (SF), untuk menutup 2016 dengan senyum sederhana, namun penuh makna. Senyum akar rumput dalam doa tulusnya, yang berharap kondisi kian membaik, dan langkah-langkah kehidupan dapat berlanjut, untuk sebuah pencapaian yang kelak berujung kebahagiaan. Hal yang asasi. Dan siapa pula yang tak ingin serupa itu?

Sebagai salah satu elemen masyarakat yang bergerak di bawah bersama masyarakat, SF hanya satu episode di antara drama kehidupan orang pinggiran di negeri ini. SF coba menyelami persoalan, lalu coba berpikir dan beraksi, menjadi bagian dari solusi.

Di awal 2016, di rubrik yang sama, Ketua Yayasan Semai Sinergi Ummat (Sinergi Foundation) H. Sepriyanto menulis sembari meminta doa dan dukungan dari donatur sekalian, untuk berikhtiar menuntaskan beberapa agenda umat, antara lain: Pembukaan kantor layanan SF di Jakarta, pemandirian Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC) dan inisiasi RSIA WAkaf (Klinik Wakaf Ibu dan Anak), Pemantapan manajemen layanan Firdaus Memorial Park, Pembukaan Warung Nasi “AMPERA” berbasis wakaf produktif pertama, serta penguatan program Lumbung Desa sebagai upaya SF mengembalikan desa pada Khittahnya.

Kini di pengujung 2016, capaiannya cukup menggembirakan. Kantor layanan di Jakarta yang berlokasi di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 12, Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, resmi beroperasi di awal tahun 2016.

Sosialisasi  Klinik Wakaf Ibu dan Anak (RSIA Wakaf), terus berlangsung mulai trimester pertama 2016, hingga saat tulisan ini dirilis. Klinik berbasis Wakaf produktif ini sedianya akan menjadi salah satu penopang keberlangsungan RBC, yang memakan biaya operasional lebih dari Rp 2 Milyar per tahun. RBC sendiri di usianya yang menjejak tahun ke-12, menjadi saksi hampir 7 ribu kelahiran bayi dari keluarga kalangan lemah di negeri ini.  

Masih di ranah Wakaf, Rumah Makan “Ampera” berbasis wakaf produktif pertama di Indonesia, resmi diluncurkan pada Jumat 11 Maret 2016. “Alhamdulillah, malam ini menjadi tonggak penting bagi Ampera untuk berkolaborasi, memulai sebuah dedikasi untuk kemanusiaan. Dengan pengelolaan berbasis wakaf produktif, semoga proses dan hasilnya pun bisa lebih berkah. Amiin, ” ungkap H. Sigit Yunanto, yang karib disapa Aa Sigit, pemilik Warung Nasi “Ampera”, dalam sambutannya ketika itu.

Firdaus Memorial Park (FMP) pun terus berusaha meningkatkan kinerja pelayanannya untuk umat. Termasuk kinerja tim layanan pengurusan jenazah yang siap siaga 24 jam, kapanpun masyarakat membutuhkan.

Sebagai upaya sosialisasi sekaligus perluasan jejaring pemberdayaan ekonomi masyarakat desa, SF menggelar Seminar dan WorkShop Lumbung Desa (LD) yang digelar 28-30 Agustus 2016 di Graha Pos, Jl. Banda, Bandung. Hadir dalam gelaran yang diikuti 40-an peserta dari berbagai Desa lintas provinsi di Indonesia tersebut sebagai pembicara kunci, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDT), Prof. Ahmad Erani Yustika.

Dalam kesempatan itu, Ekonom cum mantan Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance) ini menyampaikan apresiasinya untuk program Lumbung Desa. Ia mengaku bahagia, bahwa dalam beberapa periode terakhir, inisiatif untuk membangun desa dari berbagai elemen bangsa, sudah mulai tumbuh di berbagai sudut negeri, salah satunya program Lumbung Desa, yang diinisiasi SF. Ia berharap, inisiatif ini terus tumbuh dan menginspirasi inisiatif-inisiatif serupa di wilayah lain di Indonesia.

Ujung 2016, bukan ujung segalanya. Mohon jangan bosan mendoakan, menutup 2016, SF tengah menyiapkan Rencana Strategis 2017-2022. Selain sebagai panduan langkah lembaga, Renstra kali ini menjadi cermin optimisme SF menatap masa depan, yang semoga lebih baik dan selaras dengan harapan umat ke depan. Wallahu a’lam. []

didieto30 Desember 2016

1 302 303 304 305 306 336
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!