“Walau jarak sangat jauh, akan tetapi hati kalian terasa begitu dekat. Dan kami pun tak lupa selalu mendoakan kalian wahai muslimin Indonesia.”

SF UPDATE (Gaza City) – Pasca tragedi serangan membabibuta zionis Israel ke Jalur Gaza, Juli 2014 lalu yang menewaskan lebih dari 2.137 jiwa di Jalur Gaza, Sinergi Foundation, salurkan amanah masyarakat Indonesia untuk saudaranya di palestina melalui program #SinergiBantuPalestina. Jalin kemitraan dengan radio berbahasa Arab- Indonesia yang berbasis di Jalur Gaza, Suara Palestina, distribusi bantuan di wilayah Gaza dan sekitarnya dilakukan selama sepekan, mulai Kamis 27 November–  Jum’at 5 Desember 2014.

“Alhamdulillah, akhirnya amanah masyarakat Indonesia untuk saudaranya di Palestina dapat tertunaikan. Berkat rahmat Allah, dan tentunya sinergi dari pelbagai pihak, termasuk kemitraan yang terjalin dengan radio berbahasa Arab- Indonesia yang berbasis di Jalur Gaza, Suara Palestina, misi kemanusiaan ini dapat terlaksana,” ungkap Chief Executive Officer (CEO) Sinergi Foundation, Luthfi Afandi, kepada media, usai misi distribusi amanah #SinergiBantuPalestina tertunaikan.

Kepedulian yang disampaikan, kata Luthfi,  berupa 85 buah selimut hangat untuk 85 Kepala keluarga, 155 paket sembako (17 jenis bahan makanan)untuk 155 kepala keluarga, bantuan uang tunai (50 USD) kepada 142 orang anak yatim,janda dan keluarga fakir, beasiswa tunai bagi 68 orang Mahasiswa/wi di Jalur Gaza (100 USD/mahasiswa), dan 118 buah tas plus perlengkapan sekolah, untuk 188 siswa/i Taman Kanak-kanak di sana.

Meski belum mencukupi, distribusi diikhtiarkan merata ke seluruh wilayah Jalur Gaza, yakni : Daerah Rafah, Khan Younis, di wilayah Jalur Gaza bagian Selatan. Daerah Deirbalah, Nusairat, di wilayah Gaza bagian Tengah. Daerah Zaitun, Sijaiyah, wilayah Jalur Gaza bagian Timur. Gaza City / kota Gaza. Daerah Jabalia, Bait Lahiyah, Bait Hanoun, Jalur Gaza bagian Utara.

Abdillah Onim, relawan kemanusiaan Indonesia untuk Gaza cum pendiri Radio Suara Palestina, mitra distribusi #SinergiBantuPalestina, Sinergi Foundation mengatakan bahwa seluruh bantuan kemanusiaan: selimut hangat, uang tunai, sembako dan beasiswa tunai, kami serahkan prioritaskan khusus bagi mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Walau bisa dikatakan seluruh warga Jalur Gaza urgent membutuhkan bantuan, tapi karena keterbatasan yang ada, maka kami membuat skala prioritas, yaitu: Anak yatim dan para janda, kelurga fakir, Mahasiswa dhuafa, dan warga jalur Gaza korban perang.

“Ucapan terima kasih mendalam dari warga Jalur Gaza, yang telah mendapat perhatian dari saudaranya di Indonesia.Mereka sangat gembira, sangat bersyukur, dan terharu.  ‘Walau jarak sangat jauh, akan tetapi hati kalian terasa begitu dekat. Dan kami pun tak lupa selalu mendoakan kalian wahai muslimin Indonesia.’ Mereka senantiasa menanti doa dan dukungan saudara-saudaranya di Indonesua untuk membebaskan tanah Palestina dan membebaskan masjid Alaqsa yang hingga kini masih dikuasai oleh militer zionis Israel,” kata Abdillah Onim, yang kini beristrikan wanita asli Gaza dan menetap di sana.

“Dari kami tim Radio Suara Palestina di Jalur Gaza mengucapkan, barakallahu fikum, semoga Allah SWT meridhoi ukhuwah dan persahabatan kita,” pungkas Onim.

Gaza Porak Poranda
Seperti diketahui, sejak pihak Israel angkat kaki dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005, sejak itulah blokade Negara  zionis atas wilayah jalur Gaza resmi berlaku hingga kini.

Terakhir, agresi zionis israel ke wilayah jalur Gaza pada bulan Juli 2014 lalu, yang bertepatan dengan bulan Ramadhan 1435 H. Agresi  yang berlangsung hingga 51 hari itu menewaskan lebih  dari 2,137 jiwa warga Jalur Gaza dan melukai lebih dari 11.000 jiwa lainnya. Korban tewas dan luka-luka didominasi anak-anak, para muslimah Gaza, lansia dan penyandang cacat.

Selain korban jiwa dan luka-lika, serangan membabibuta Negara zionis itu menyebabkan lebih dari 5000 unit rumah warga Gaza rata dengan tanah, termasuk  fasilitas umum dan masjid.

Pasca agresi, Gaza menjadi porak poranda, krisis kian mencekik baik krisis ekonomi maupun krisis kemanusiaan. Terowongan yang membentang antara Gaza dan Mesir, yang merupakan urat nadi bagi warga Jalur Gaza, tak luput dari target penghancuran.

Pintu perbatasan rafah , perbatasan yang menghubungkan antara Mesir dan Jalur Gaza pun tertutup rapat. Bantuan kemanusiaan dilarang masuk Jalur Gaza, termasuk NGO-NGO luar negeri yang concern terhadap isu Palestina.

Padahal dengan kondisi yang porak poranda, warga Jalur Gaza tentu sangat membutuhkan bantuan kemanusiaansemisal: bahan makanan, bantuan tunai, selimut hangat, jaket musim dingin, perlengkapan bagi anak-anak, dan pelbagai jenis bantuan lainnya.

Tak hanya itu, bahkan kini, lebih dari 120 ribu mahasiswa dan mahasiswi di Jalur Gaza terancam berhenti kuliah lantaran kesulitan untuk membayar uang kuliah mereka. Di samping tempat tinggal yang luluh lantak, orang tua mereka kini tak lagi memiliki pekerjaan. Padahal mereka adalah generasi masa depan dan harapan Palestina.

Di awal tahun 2014, tercatat lebih dari 23 ribu lebih anak yatim dan para janda di Jalur Gaza. Pasca agresi terakhir pada Juli 2014 lalu itu, tentu anak yatim dan para janda kian bertambah.

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!