SF-UPDATES,– Penggagas gerakan Inkubator Gratis, Prof. Raldi Koestoer berkisah pengalamannya saat mengisi acara di Seminar Kesehatan dan Inspiring Motivation "Evidence Based Maternal and Neonatal" yang diadakan  Rumah Bersalin Cuma-cuma (RBC). Berikut petikan kisahnya, dikutip dari blog pribadinya, www.koestoer.wordpress.com:

"Mimpi apa saya, tahu-tahu ikut jadi ‘penceramah’ pada sebuah seminar kesehatan di Bandung. Bermula dari pesan whatsapp yang dikirim Pak Budimansyah dari Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC):

[10:57, 9/30/2016] RBC Dir: Assalamualaikum..sehat prof?

[13:12, 9/30/2016] RBC Dir: Dalam rangka milad ke-12 Klinik Rumah Bersalin Cuma-Cuma (RBC), kami akan mengadakan kegiatan selama 2 hari, tanggal 25 & 26 Oktober 2016 Di hari pertama akan diadakan seminar kesehatan, dan hari kedua ceramah parenting. Untuk seminar kesehatan, salah satu pemateri yang akan kami undang adalah Prof. Raldi mewakili pemerhati kesehatan. Semoga Prof ada waktu dan bersedia . Maaf baru via whatsapp, resminya akan kami kirim proposalnya. Terimakasih.

Kemudian, setelah dua kali diundur dari tanggal 25 Oktober, lalu menjadi 23 November, dan diundur lagi hingga 3 Desember 2016. Jadilah, kemudian seminar tersebut diselenggarakan.

Pembicaranya antara lain:

– Dr. H. Hanny Rono S., Sp.OG(K), M.M  – dr. Jeffry Iman Gurnadi, SpOG(K) FM, M.Kes (Praktisi Kesehatan, Founder RBC) – Dr Tita Farida. Sp.A, M.Kes  – INSPIRING MOTIVATION: Raldi A. Koestoer dan Bidan Kesih (Bidan peraih Srikandi Award).

Pagi jam 07.10 pagi hari, saya berangkat dari rumah yang beralamat di Gang Bekmisar Kahfi 2 Cipedak Jaksel, bersama Rehan sebagai asisten saya di Tim Inkubator UI, dan Gatot selaku manager transportasi. Perjalanan kami berbekal 1 unit inkubator dan 1 unit fototerapi yang akan kami hadiahkan kepada RBC sebagai kado ulang tahun.

Sepanjang perjalanan, saya kebanyakan tidur saja. Sampai di Pasteur, baru bangun. Jalan Pajajaran, tempat seminar digelar, tidak sulit menemukannya. Poltekkes itu ternyata cukup besar, bahkan mungkin tanah luas di jalan itu milik Kemenkes semua. Karena, gedung-gedung disebelahnya kelihatan berada di bawah Dinas Kesehatan semua. Disambut oleh Pak Budimansyah, saya langsung masuk auditorium yang cukup besar, bahkan ada balkonnya. Ruangan penuh dengan ibu-ibu. Perkiraan saya, mereka itu pastilah bidan dan perawat di sekitar Bandung.

Sungguh saya tidak menyangka sebegitu banyak audiensnya. Ternyata saat saya masuk, Dr Tita Farida. Sp.A, M.Kes baru memulai paparan. Tentu saja karena beliau dokter spesialis anak, dan ceramahnya pun berkisar tentang bayi, saya menyimak dengan penuh perhatian. Buat saya, ini sebuah kuliah saja. Inilah kira-kira isinya:

1) Evidence based dalam menegakan diagnosa Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR) dan Klasifikasinya

2) Evidence based faktor risiko, penyebab, permasalahan yang menyertai Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)

3) Evidence based dalam penatalaksanaan dan terapi penatalaksaan Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)

4) Metode Kangguru

5) Simulasi Resusitasi bayi baru lahir.

Dengan ibu dokter Tita Farida SpA dari RS Batangkara Bandung

Banyak juga ilmu yang saya dapat dari Dr Tita dari RS Bayangkara Sari Asih. Sesudah makan siang jam 1 siang, mulailah giliran saya bicara. Waktu yang diberikan pada saya 1 jam 15 menit. Tentu presentasi saya lengkap dengan clip on mic, video, dan sound-system. Termasuk, ada meja kecil untuk show-up inkubator.

Ruang auditorium itu terkadang dengan tepuk tangan karena di akhir acara, seminar dikemas mirip acara inspirasi dan motivasi. Sekaligus, saya peragakan cara operasi inkubator Grashof kami yang sangat mudah. Hanya tinggal tekan tombol sekali saat start alat, dan sekali waktu saat mematikan, dengan pemakaian 24 jam x 30 hari (biasanya orang pinjam satu bulan).

Pastilah waktu pemaparannya jadi melar, karena baru selesai jam 14.30. Di bawah, ada foto bersama  Habe Sungkaryo sebagai Head Coorporate Communication Sinergi Foundation yang menaungi RBC (jenggot tebal).

Bagi saya, seminar ini sangat istimewa. Kenapa? Puluhan kali saya bicara di seminar, tapi hampir semua mengenai engineering dan teknologi. Baru kali ini, saya berdampingan dengan para dokter atau para ahli kesehatan. Walaupun saya sendiri sudah beberapa kali turut menguji  S3 di FIK (Fakultas Ilmu Keperawatan) UI, dan saat ini ada disertasi yang sedang berjalan dibidang Biomedik FKUI. Tak lupa, dalam kegiatan seminar tersebut, kami sampaikan juga bahwa sudah lebih dari 1500 bayi tertolong sejak empat tahun kami memulai aktivitas ini.

Alhamdulillah, semoga dengan syiar peminjaman gratis inkubator di Bandung ini, akan lebih banyak lagi bayi prematur yang tertolong."[]

 

*disunting kepala redaksi reporter program Aghiya Ilma Hasan

Ayo Berbagi untuk Manfaat Tiada Henti
Assalamualaikum, Sinergi Foundation!